tirto.id - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menegaskan bahwa warga Nahdlatul Ulama (NU) bebas memilih dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua nanti. Djarot berharap NU bisa menjadi teladan dan tidak terpecah-belah hanya gara-gara beda pilihan.
"NU DKI Jakarta bisa tetap menjadi teladan untuk menghadirkan Islam yang sejuk dan rahmatan lil alamin," ujar Djarot Saiful Hidayat saat menghadiri pengajian rutin bulanan yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Sabtu (8/4/2017).
"Secara institusi NU tidak boleh mendukung (salah satu pasangan calon), tetapi warga Nahdliyin bebas memilih," tandas pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta nanti ini.
Djarot Saiful Hidayat meyakini pimpinan PWNU tidak akan memanfaatkan organisasi untuk mendukung salah satu pasangan calon pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua dan terpengaruh isu SARA yang santer beredar selama ini.
Pada kesempatan yang sama, mantan Ketua Tanfidziyah PWNU periode 2011-2016, Djan Faridz, menegaskan bahwa sejak era Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, NU tidak berpolitik, namun membebaskan warga Nahdliyin secara pribadi mendukung pasangan calon peserta pilkada.
"Kita membebaskan warga NU untuk berpolitik sebagai pribadi bukan sebagai organisasi," tutur Djan Faridz yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat akan bertarung melawan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang bakal dilaksanakan pada 19 April 2017 mendatang.
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya