tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meresmikan dua ruang toilet pintar atau smart toilet di Halte Transjakarta Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Kepada awak media, ia mengatakan nantinya akan ada 33 toilet sejenis di beberapa halte Transjakarta lainnya.
Selain itu, smart toilet juga akan dibangun di beberapa pusat-pusat keramaian di Jakarta. "Saat ini baru dua, dan akan dikembangkan. Bukan di trotoar tapi di pasar. Di mana di tempat banyak orang harus dibangun smart toilet, taman-taman kota," ungkapnya, Senin (9/10/2017).
Selain dilengkapi dengan fasilitas berkelas internasional, Djarot menjamin bahwa toilet tersebut akan terus terjaga kebersihannya. Hal itu merupakan bentuk komitmen Pemprov DKI dalam memberi pelayanan publik dengan standar yang tinggi.
Tujuannya, kata dia, untuk mendorong warga berpindah dari kendaraan pribadi ke Transportasi massal. "Kita dorong pelayanan transportasi publik, standarnya sudah standar internasional," imbuhnya.
Meski demikian, toilet dengan standar internasional tersebut tidak digratiskan untuk warga. Di Halte Transjakarta, penumpang harus membayar menggunakan sistem tap-ing.
"Karena bukan hanya smart tapi limbahnya diolah karena masuk sini harus tapping. Makanya harus bayar kalau digratiskan tidak baik. Paling mahal 2 ribu," ujarnya menjelaskan.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PD PAL Jaya Subekti menjelaskan bahwa smart toilet dilengkapi dengan indikator gerak yang menunjukkan ada atau tidaknya orang di dalam toilet itu dan itu terlihat dari luar.
"Pewanginya otomatis. Misalnya pewanginya habis, di satu tempat nanti kalo banyak di control room. “Wah toilet yang di sana pewanginya habis' dimonitor," imbuhnya.
Ia juga mengatakan satu smart toilet dapat menghabiskan dana mencapai tiga ratus juta. Karena itulah, pengadaanya nanti harus dihitung dan disesuaikan dengan besarnya pendapatan yang diperoleh dari toilet tersebut.
"Dananya sangat fleksibel karena satu sanitary ware-nya itu investasinya mahal, tapi kalo sistem seperti ini kira-kira Rp 200 hingga 300 juta," kata Subekti.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto