Menuju konten utama

Djarot Minta Pengurus RT Mendata Rumah Kumuh untuk Dibedah

Saat berkampanye, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta petahana, Djarot Saiful Hidayat meminta para pengurus RT mendata daftar rumah kumuh yang akan diperbaiki Pemprov DKI Jakarta.

Djarot Minta Pengurus RT Mendata Rumah Kumuh untuk Dibedah
(Ilustrasi) Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (tengah) bersama Bupati Terpilih Tulang Bawang Provinsi Lampung Winarti (kiri) dan Bupati Ngawi Budi Sulistyono (kanan) berkampanye pada acara Deklarasi UMKM Pendukung Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok-Djarot Putaran Kedua di Jakarta, Senin (27/3/2017). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta pengurus rukun tetangga (RT) agar segera mendata rumah-rumah kumuh yang rusak untuk dimasukkan dalam daftar program bedah rumah Pemprov DKI Jakarta. Dia menyampaikan ini saat berkampanye di Kampung Melayu, Jakarta Timur.

"Pak RT-nya supaya didata kemudian difoto bagaimana kondisi rumahnya supaya segera kami bedah," kata Djarot saat blusukan di Jatinegara, Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (29/3/2017) seperti dilansir Antara.

Alasan Djarot meminta pendataan dilakukan oleh pengurus RT agar informasi mengenai daftar rumah reot dan kumuh yang disuplai ke Pemprov DKI Jakarta lebih valid.

"Kenapa lewat RT? Karena yang mengetahui kondisi warga adalah warga sekitar sini, makanya pengajuannya lewat RT, ada fotonya, siapa penghuninya, kenapa tidak dibangun, apa tidak mampu?" ujarnya.

Dia menuturkan rumah kumuh yang rusak itu akan diruntuhkan untuk dibangun dengan yang lebih baik.

"Nanti kalau bedah rumah kami bongkar, kemudian jangan diplesetkan lagi bilang gusur karena itu mau kami perbaiki, kami bongkar, kami runtuhkan terlebih dahulu," kata Djarot.

Pada acara kampanyenya di Kampung Melayu, Djarot juga menyampaikan proses persiapan program Kartu Jakarta Lansia yang sudah berjalan. Saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan terhadap para warga lanjut usia (lansia) untuk keperluan penyaluran program bantuan Pemprov DKI Jakarta itu.

"Untuk lansia sekarang lagi tahap pendataan, supaya itu betul-betul tepat pada sasarannya, kemudian itu bukan bentuk tunai tapi ditransfer," tuturnya.

Bedah rumah merupakan salah satu program yang dijanjikan pasangan Cagub-Cawagub DKI Jakarta petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Program ini juga dibarengi dengan pembentukan tim beranggotakan para warga Jakarta yang bertugas memperbaiki rumah-rumah kumuh dan menerima gaji dari Pemprov DKI Jakarta. Tim itu akan diberi nama Pasukan Merah.

Pasangan ini melempar wacana mengenai program perbaikan rumah kumuh di DKI Jakarta pada kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017. Hal yang sama dilakukan Ahok-Djarot di wacana rencana realisasi program Kartu Jakarta Lansia yang menjanjikan bantuan bagi warga miskin usia sepuh sebesar Rp600 ribu per bulan.

Baik Ahok maupun Djarot kerap berjanji program perbaikan rumah rusak milik warga DKI Jakarta dan Kartu Jakarta Lansia akan segera digeber begitu keduanya kembali aktif seusai masa cuti kampanye putaran kedua Pilkada.

Janji di kampanye Ahok-Djarot ini hampir menyerupai program yang dijanjikan oleh rivalnya, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Pasangan ini juga berjanji memberikan bantuan tunai bagi warga lansia tiap bulan. Soal rumah, Anies-Sandiaga menjanjikan program bantuan pembelian rumah tanpa uang muka atau DP.

Kemiripan janji kampanye dua kandidat pasangan ini menyebabkan mereka saling tuding masing-masing pihak saling menjiplak program lawannya.

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Politik
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom