tirto.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta terus berupaya menciptakan ketertiban dalam berlalu lintas. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kenyamanan masyarakat, termasuk dalam hal pengaturan di sekitar titik pemberhentian transportasi umum, seperti stasiun MRT.
Untuk mengelola arus kendaraan yang menurunkan penumpang, fasilitas lay bay disediakan agar tidak terjadi kepadatan yang dapat menyebabkan kemacetan. Lay bay berfungsi sebagai lokasi berhenti sementara bagi kendaraan yang akan menurunkan penumpang.
Namun, dalam situasi tertentu, terutama pada jam sibuk di pagi dan sore hari, lay bay berisiko mengalami kelebihan kapasitas akibat tingginya volume kendaraan atau durasi berhenti yang terlalu lama sehingga menimbulkan antrean panjang.
Salah satu contohnya adalah antrean kendaraan di Stasiun MRT Lebak Bulus pada Selasa (25/2/2025) pagi yang disebabkan oleh tingginya jumlah kendaraan di area lay bay. Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa pada saat itu Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, terpaksa turun lebih awal dari kendaraannya akibat antrean panjang yang telah terjadi sebelum ia dan rombongan tiba di lokasi.
"Tidak ada pengondisian untuk mengosongkan jalur antrean. Melihat antrean yang cukup panjang, Pak Wagub langsung turun agar lebih cepat menaiki MRT dari stasiun Lebak Bulus menuju Bundaran HI. Kemudian, mobil rangkaian yang membawa Wagub Rano dan rombongan diarahkan langsung bergerak menuju Balai Kota," jelas Syafrin Liputo di Jakarta, Sabtu (1/3).
Syafrin Liputo menambahkan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dalam hal pengawalan di tempat umum dengan tetap mengutamakan kenyamanan masyarakat.
"Tentunya ini jadi bahan evaluasi bagi kami bersama semua pihak untuk mengatur aspek teknis dalam pengawalan maupun setelahnya agar tidak mengganggu kenyamanan warga. Karena ini merupakan fasilitas publik, tentu publik pula yang harus jadi prioritas," ucapnya.