tirto.id - Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) James Clapper mengajukan surat pengundurkan diri pada Kamis (17/11/2016). Mata-mata kelas atas Amerika tersebut melakukannya sementara presiden terpilih AS Donald Trump baru mulai menyusun pemerintahan barunya.
James Clapper yang bertugas mengkoordinasi pekerjaan 17 lembaga berbeda seperti Central Intelligence Agency (CIA), National Security Agency (NSA), dan Federal Bureau of Investigation (FBI) mengundurkan diri setelah enam tahun melakoni pekerjaan tersebut. Pada sidang Kongres, Clapper menegaskan bahwa dirinya tidak ingin menjalani pekerjaan tersebut dengan terpilihnya Trump sebagai presiden.
"Saya menyerahkan surat pengunduran saya semalam, yang mana terasa sangat indah," ujar pensiunan marsekal madya angkatan udara berusia 75 tahun itu kepada House Permanent Select Committee on Intelligence seperti dikutip BBC, Jumat (18/11/2016).
Membenarkan hal tersebut, Direktorat Intelijen Nasional (Directorate of National Intelligence/DNI) kemudian mengatakan bahwa "seperti yang diwajibkan bagi seluruh pejabat pemerintah, Clapper dari DNI sudah menandatangani surat pengunduran diri yang berlaku efektif pada siang 20 Januari 2017."
Selama masa jabatannya, nama Clapper sebagai kepala badan intelijen AS sempat ternodai dengan bocornya dokumen NSA yang menunjukkan bahwa lembaga itu mengumpulkan data komunikasi warga Amerika Serikat dalam jumlah besar. Pada Maret 2013, saat menyampaikan kesaksian kepada Kongres, Clapper membantah lembaga tersebut mengambil data dari penyedia layanan telekomunikasi Amerika Serikat.
Beberapa bulan kemudian, mantan kontraktor NSA Edward Snowden membocorkan dokumen yang menunjukkan bahwa NSA memang mengumpulkan data semacam itu. Hal ini menimbulkan tuduhan bahwa Clapper berbohong kepada Kongres dan banyak pihak yang menyerukan pengunduran dirinya.
Data itu juga menunjukkan bagaimana Amerika Serikat memata-matai sekutunya dan memicu ketegangan dengan mitra utama seperti Perancis dan Jerman. Dalam wawancara tahun 2014 Snowden mengatakan bantahan Clapper membuat dia membocorkan data-data sangat rahasia itu. Atas perbuatannya, Snowden mendapat ancaman atas tindakan merusak kemampuan Amerika Serikat mengumpulkan informasi intelijen dan membocorkan informasi rahasia Amerika Serikat kepada musuh.
Untuk saat ini, James Clapper akan tetap menempati posisinya hingga Presiden Barack Obama meninggalkan kantor.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari