Menuju konten utama
Pendidikan Geografi

Dinamika Perairan Darat: Sungai, Daerah Aliran Sungai, Danau & Rawa

Beberapa perairan darat di permukaan di antaranya adalah sungai, daerah aliran sungai (DAS), danau dan rawa.

Dinamika Perairan Darat: Sungai, Daerah Aliran Sungai, Danau & Rawa
Foto udara lokasi mata air Sungai Tamborasi, di Kecamatan Tamborasi, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Jumat (1/10/2021). Sungai Tamborasi diklaim sebagai yang terpendek di dunia karena panjang sungai ini hanya 20 meter. ANTARA FOTO/Jojon/aww.

tirto.id - Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat (es dan salju), sedangkan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia berwujud cair yaitu berupa air, baik air permukaan, air tanah, sungai, danau, dan sebagian air rawa.

Perbandingan antara banyaknya air yang meresap dan mengalir di permukaan, bergantung pada berbagai faktor, yaitu:

  1. Jumlah curah hujan yang jatuh;
  2. Kekuatan jatuhnya butiran air hujan di permukaan bumi;
  3. Lamanya curah hujan;
  4. Penutupan vegetasi di permukaan bumi;
  5. Derajat permeabilitas dan struktur bumi;
  6. Kemiringan topografi.

Mengutip modul Geografi Kelas X (2020), beberapa perairan darat di permukaan di antaranya adalah sungai, daerah aliran sungai (DAS), danau dan rawa.

Penjelasan Tentang Sungai

Sungai dapat didefinisikan sebagai massa air tawar yang mengalir secara alamiah mulai dari sumber air sampai ke muara. Sumber air sungai umumnya berasal dari mata air yang keluar dari dalam tanah melalui celah-celah atau retakan batuan.

Selain dari resapan air hujan sumber air sungai dapat pula berupa pencairan es atau gletser. Adapun badan-badan air yang dapat berfungsi sebagai muara sungai antara lain laut, danau, atau sungai lain.

A. Pembagian wilayah sungai

Berdasarkan letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

a) Bagian Hulu, memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Arus sungai deras;
  2. Arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal);
  3. Lembahnya curam;
  4. Lembahnya berbentuk V;
  5. Kadang-kadang terdapat air terjun; dan
  6. Terdapat erosi mudik.
  7. Tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).
  8. Terdapat batu-batu besar dan runcing.

b) Bagian Tengah, memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Arus air sungai tidak begitu deras;
  2. Erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal);
  3. Aliran sungai mulai berkelok-kelok; dan
  4. Mulai terjadi proses sedimentasi dan (pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang.
  5. Batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran lebih kecil dari daerah hulu.

c) Bagian Hilir, memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Arus air sungai tenang;
  2. Terjadi banyak sedimentasi;
  3. Erosi ke arah samping (horizontal);
  4. Sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering);
  5. Terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake); dan
  6. Di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.
  7. Terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.

Penjelasan Tentang Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (Drainage Area Riverbasin) yang disingkat menjadi DAS adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai tertentu.

Adapun pengertian lain, Daerah Aliran Sungai adalah wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air sungai.

Jadi suatu sungai beserta anak-anak sungai membentuk satu daerah aliran. Misalnya, sungai Cimanuk dengan anak-anak sungainya disebut Daerah Aliran Sungai Ci Manuk.

Daerah yang memisahkan antara DAS yang satu dengan DAS yang lainnya merupakan daerah punggungan dinamakan watershed atau stream devide (igir).

Untuk melestarikan suatu bendungan agar tidak cepat mengalami proses pendangkalan, maka DAS tersebut harus dihijaukan.

Besar kecilnya air sungai bergantung luas tidaknya daerah aliran dan besar sedikitnya curah hujan di DAS tersebut. DAS merupakan daerah penangkapan air hujan (catchment area).

Pembangunan pertanian, pemukiman, dan industri, tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan sumber daya air. Sebagai akibat pemanfaatan air tersebut, DAS akan menampung buangan limbah akibat pembangunan tersebut sehingga terjadilah pencemaran (polusi) air.

Pentingnya pengelolaan DAS jelas berkaitan dengan penyediaan air bersih, mengamankan sumber air dari pencemaran, mencegah banjir dan kekeringan, mencegah erosi, serta mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah.

Penjelasan Tentang Danau

Danau diartikan sebagai suatu cekungan muka Bumi yang secara alamiah terisi oleh massa air (umumnya air tawar) dalam jumlah relatif besar. Sebagian besar sumber air yang mengisi cekungan danau berasal dari air hujan dan aliran sungai yang bermuara ke danau yang bersangkutan.

Pada beberapa wilayah yang memiliki tingkat penguapan sangat tinggi, dijumpai danau yang airnya memiliki kadar garam atau salinitas tinggi. Contoh danau air asin, antara lain Great Salt Lake, Laut Kaspia, dan Laut Mati.

Berdasarkan proses terbentuknya, danau dibedakan menjadi tujuh macam, yaitu sebagai berikut.

  1. Danau Tektonik yaitu danau yang terjadi akibat adanya proses tektonik yang mengakibatkan dislokasi lapisan batuan, seperti lipatan, dan patahan. Contoh danau tektonik yang terdapat di Indonesia antara lain Danau Poso, Towuti, Singkarak, Tempe, dan Takengon.
  2. Danau Vulkanik yaitu jenis danau yang terletak pada bekas lubang kepundan (kawah) sebuah gunung api, seperti Danau Kelimutu, Kerinci, Rinjani, Telaga Warna, dan Danau Batur.
  3. Danau Tekto-vulkanik merupakan jenis danau yang terbentuk dari gabungan proses tektonik dan vulkanik, misalnya Danau Toba.
  4. Danau Karst (Dolina) yaitu danau yang biasa dijumpai di wilayah berbatu gamping sebagai akibat pelarutan batu kapur yang membentuk cekungan-cekungan yang terisi air.
  5. Danau Glasial yaitu jenis danau yang terbentuk akibat erosi oleh gletser. Jenis danau glasial banyak dijumpai di wilayah sekitar kawasan iklim kutub. Contoh danau glasial antara lain Danau Ontario, Danau Superior, Danau Mc. Kenzie, Danau Michigan, dan Danau St. Laurence di sekitar Amerika Serikat dan Kanada.
  6. Cirques yaitu danau yang airnya berasal dari pencairan es. Cirques banyak dijumpai di wilayah pegunungan tinggi yang sebagian tubuhnya tertutup massa es.
  7. Danau Buatan atau sering disebut Bendungan (Waduk).

Penjelasan Tentang Rawa

Rawa (swamp/marsh) adalah tanah basah yang selalu digenangi air secara alami karena sistem drainase (pelepasan air) yang jelek atau letaknya lebih rendah dari daerah sekelilingnya.

Rawa-rawa biasanya ditumbuhi oleh vegetasi dan selalu berlumpur. Rawa-rawa di Indonesia terdapat di sekitar muara-muara sungai yang besar dan rapat, seperti di Pulau Sumatra bagian timur, Kalimantan sebelah barat, selatan, dan bagian timur, serta Papua sebelah barat dan selatan.

Sebagian rawa-rawa tersebut terpengaruh oleh pasang naik dan pasang surut air sungai terdekat sehingga air tidak begitu asam. Ada juga air rawa yang sama sekali tidak mengalir sehingga airnya sangat asam.

Pada rawa-rawa yang airnya asam, tidak terdapat kehidupan binatang. Karakteristik rawa antara lain :

  1. Air rawa adalah airnya asam dan berwarna coklat tampak kehitam-hitaman.
  2. Air rawa di sekitar pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.
  3. Pada saat air laut pasang permukaan rawa banyak tergenang dan saat air surut, daerah ini kering.
  4. Rawa di tepi pantai banyak ditumbuhi oleh Pohon Bakau sedangkan yang ada di daerah pedalaman banyak ditumbuhi Palem Nipah (sejenis palem).
  5. Kadar keasaman airnya tinggi.
  6. Airnya tidak dapat diminum.
  7. Dasar rawa terdapat tanah gambut.

Baca juga artikel terkait PERAIRAN DARAT atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yantina Debora

Artikel Terkait