Menuju konten utama

Dikhianati Anies Baswedan dan Nasdem, SBY: Ini Bukan Kiamat

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan kekecewaannya usai dikhianati oleh bakal calon presiden Anies Baswedan.

Dikhianati Anies Baswedan dan Nasdem, SBY: Ini Bukan Kiamat
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pidato politiknya pada cara penutupan Pembekalan Caleg DPR-RI Periode 2019-2024 Partai Demokrat di Jakarta, Minggu (11/11/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan kekecewaannya usai dikhianati oleh bakal calon presiden Anies Baswedan. Anies dan partai pengusungnya, Nasdem, secara mendadak mengalihkan pilihan cawapres kepada Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yaitu Muhaimin Iskandar atau sapaan Akrabnya Cak Imin.

Berkaca dari hal tersebut, SBY menegaskan ini bukanlah kiamat atau akhir dari segalanya. Sebab, ia memaknai bahwa dibalik kesulitan akan ada kemudahan.

"Hasil ini bukan kiamat ini bukan akhir dari perjuangan kita, bukan. Ini harus kita maknai sebagai ujian dan cobaan yang harus kita hadapi. Dan kemudian kita atasi. Ingat sesudah kesulitan atau dibalik kesulitan ada kemudahan," ucap SBY di Cikeas, Jumat (1/9/2023).

SBY menambahkan, secara kilas balik Partai Demokrat sering dihadapkan dengan krisis, namun Demokrat tetap berdiri tegak di tengah banyaknya gempuran masalah.

"Kita sering menghadapi goncangan dan krisis. Alhamdulillah kita selalu bisa mengatasinya. Saya yakin ini rencana Tuhan dan rencana Tuhan selalu lebih indah dari rencana manusia. Insyaallah kita akan mendapatkan yang lebih baik di masa depan," bebernya.

Sebelumnya, Sejumlah elite Partai Demokrat berang. Sekjen DPP Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya bahkan menggunakan diksi “pengkhianatan” terkait manuver politik Partai Nasdem dan Anies Baswedan yang memilih Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai pendampingnya pada Pilpres 2024.

Cak Imin adalah Ketua Umum DPP PKB yang membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra dengan mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal capres. Namun belakangan, nama koalisi ini merubah menjadi Koalisi Indonesia Maju setelah Partai Golkar dan PAN resmi bergabung. Masuknya partai baru membuat posisi kursi cawapres yang diincar Cak Imin di KKIR tak aman. Hal ini diduga yang membuat Cak Imin bermanuver.

“Kemarin, 30 Agustus 2023, kami mendapat informasi dari Sudirman Said, mewakili capres Anies Baswedan bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem Surya Paloh,” kata Teuku Riefky dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023).

Padahal, kata Teuku Riefky, Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terdiri dari Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS akan melakukan deklarasi bakal capres-cawapres dalam waktu dekat. Namun, semua berubah setelah Surya Paloh mendeklarasikan kerja sama Nasdem-PKB dengan pasangan calon Anies-Cak Imin pada 30 Agustus 2023.

Keputusan tersebut, kata Teuku Riefky, diambil tanpa melibatkan Demokrat dan PKS sebagai mitra Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Saat Demokrat mengonfirmasi isu tersebut, pihak Anies menyatakan benar tentang kabar tersebut. Info yang mereka terima pun Anies dipaksa menerima keputusan itu.

“Ia [Anies] mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat 'dipaksa' menerima keputusan itu,” klaim Teuku Riefky.

Karena itu, kata dia, Demokrat akan segera mengambil keputusan setelah sikap Nasdem dan Anies tersebut. Tak hanya itu, para kader partai berlambang mercy itu bahkan telah menurunkan atribut partai yang bergambar Anies.

Baca juga artikel terkait SUSILO BAMBANG YUDHOYONO atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Politik
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang