tirto.id - Sekelompok pemuda Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang melakukan penolakan atas kedatangan Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain, Kamis (12/1/2017) di Bandara Susilo, Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Dewan Pakar DAD sekaligus Pembina Bala Adat Dayak Kab. Sintang, Arbudin Jauharie mengatakan pihaknya menolak tegas kedatangan Zulkarnain karena dinilai intoleransi terhadap masyarakat Dayak.
“DAD Sintang dan Bala Dayak sudah dua kali melakukan penolakan,” katanya kepada Tirto, Kamis (12/1).
Ia juga menyesalkan lambatnya pemerintah dalam merespons penolakan warga terhadap ormas-ormas intoleransi.
Arbudin menceritakan kejadian itu bermula dari penjemputan Ketua DAD Provinsi Kalbar sekaligus Gubernur Kalbar, Drs. Cornelis, SH, MH di Bandar Udara Susilo, Sintang, Kalbar, yang rencananya akan melaksanakan pelantikan pengurus di Gedung Pancasila.
Namun, pada saat menunggu kedatangan Gubernur, mereka mendapatkan informasi kedatangan Tengku Zulkarnain di Bandara Susilo, mendengar kabar itu mereka spontan melakukan penolakan.
Menurut Arbudin keberadaan FPI sudah meresahkan masyarakat Dayak. "Kami tidak habis mengerti mengapa hal ini dibiarkan oleh pemerintah pusat berlarut-larut bahkan sejak penolakan warga Dayak di Kalteng terhadap FPI," ujarnya.
"Kita cinta kerukunan, kita cinta persaudaraan antar umat, kita cinta NKRI," tambahnya.
Sebagaimana diketahui FPI pernah ditolak di Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada 11 Februari 2012 silam. Saat itu Rizieq dan rombongannya yang hendak mengisi pengajian akbar dihadang sekitar 800 orang dari Suku Dayak di Bandara Udara Cilik Riwut Palangkaraya.
Selain di Palangkaraya, Rizieq Shihab dan rombongannya juga pernah ditolak di Samarinda, Kalimantan Timur, 25 Agustus 2014. Saat itu dirinya hendak menjadi pembicara dalam tablig akbar dengan tema “Menuju NKRI yang Bersyariah”. Kedatangannya ditolak Gerakan Pemuda Kalimantan Timur Bersatu.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto