Menuju konten utama
Liga Italia

Derita AC Milan, Nasib Marco Giampaolo, dan Tagar #PioliOut

Isu AC Milan bakal memecat Marco Giampaolo dan menujuk Stefano Pioli sebagai pelatih, membuat tagar #PioliOut jadi trending topic worldwide Twitter.

Derita AC Milan, Nasib Marco Giampaolo, dan Tagar #PioliOut
Suporter AC Milan. REUTERS/Max Rossi

tirto.id - AC Milan masih terjerembab di peringkat ke-13 klasemen Liga Italia Serie A hingga giornata ketujuh musim ini. Isu pelatih Marco Giampaolo didepak semakin kencang. Namun, belum juga Stefano Pioli ditunjuk untuk menggantikannya, tagar #PioliOut sudah membahana di trending topic Twitter dunia pada Selasa (8/10/2019).

Ketika Marco Giampaolo ditunjuk sebagai pelatih AC Milan pada 19 Juni 2019, tidak sedikit pertanyaan yang muncul terkait sosok sang pelatih. Pasalnya, Giampaolo yang kelahiran 2 Agustus 1967 belum pernah menangani tim-tim elite Liga Italia.

Dalam empat musim bertarung di Serie A, satu musim bersama Empoli dan tiga sisanya dengan Sampdoria, Giampaolo belum pernah bisa membawa timnya finis di atas 9 besar klasemen akhir.

Musim 2018/2019 lalu, sang juru taktik membawa Sampdoria meraih 15 kemenangan, 8 seri, dan 15 kekalahan. Namun, yang mencolok adalah permainan ofensif dan produktivitas tim. ll Samp musim lalu membukukan 60 gol, hanya di bawah Atalanta (77 gol), Napoli (74 gol), Juventus (70 gol), dan AS Roma (66 gol).

Formula Giampaolo Tak Berfungsi

Bekal itu dibawa ke AC Milan yang tengah melakukan revolusi. Rossoneri tampak gemas dengan fakta bahwa sudah delapan tahun mereka gagal menjadi juara Liga Italia. Ditambah, sudah enam musim beruntun mereka tidak pernah bisa menembus empat besar Serie A.

Mereka kemudian melakukan "pembersihan skuad". Dikutip dari Calciomercato, AC Milan tercatat memiliki skuad dengan rata-rata usia termuda di Liga Italia musim ini: 24 tahun dan 125 hari.

Namun, skuad muda, kedatangan Giampaolo, hadirnya Zvonimir Boban sebagai chief football officer (CFO), ditambah Paolo Maldini menjadi direktur teknik, tak cukup membantu performa Milan. Padahal, dalam tujuh laga awal Serie A musim ini, mereka hanya bertemu Internazionale dan Fiorentina yang tergolong tim elite. Itupun, selalu berakhir dengan kekalahan.

Dari segi statistik, Milan memiliki rata-rata penguasaan bola 55,2 persen, terbaik keenam di Serie A. Namun, rata-rata jumlah tembakan setiap laga mereka tergolong biasa-biasa saja, hanya 13,1 kali, jauh dibandingkan dengan Atalanta di urutan pertama (20,7 kali) atau rival sekota, Inter (16 kali).

Jumlah gol Milan hanya 6. Di Serie A, hanya ada dua tim yang lebih buruk daripada mereka, Sampdoria (4 gol) dan Udinese (3 gol). Ini kontras dengan prestasi Giampaolo di Sampdoria musim lalu. Sebagai pemungkas, Whoscored hanya memberikan nilai 6,59 untuk Rossoneri, hanya di atas SPAL, Genoa, Lecce, dan Sampdoria.

Perbedaan Sudut Pandang Giampaolo-Boban

Permasalahan yang ada di kubu Milan sebenarnya sudah bisa diendus dari tidak klopnya Boban dan Maldini dengan Elliott Management, pemilik klub. Boban dan Maldini memiliki pandangan pragmatis: jika ingin sukses secara instan, maka pilihannya bukanlah pemain muda.

"Tidak ada tim muda, dengan sekian peman muda, memenangi Liga Champions, itu faktanya," kata Maldini dikutip The Financial Times.

"Mimpi kami adalah meraih hasil esok hari [secepatnya]. [Elliot] memiliki jalur berbeda. Mereka punya versi lain. Saya pikir kami bisa menemukan jalan yang bisa memuaskan semuanya," tambah Boban.

Boban tidak hanya bermasalah dengan cara Elliott Management mengelola skuad Milan. Ia juga diklaim oleh Nicolo Schira dari La Gazzeta dello Sports, tak cocok dengan Giampaolo. Boban ingin Rossoneri memakai pola 4-3-1-2, alih-alih 4-3-3 yang dipakai sang juru taktik.

Lebih detail, legenda Kroasia ingin Lucas Paqueta ditempatkan di belakang Rafael Leao dan Krysztof Piatek. Namun, justru dalam laga kontra Genoa yang berakhir dengan kemenangan 1-2 --laga termutakhir Milan pada Minggu (6/10), Giampaolo bagai mengirim pernyataan perang.

Sang pelatih memilih Suso dan Giacomo Bonaventura yang menemani Piatek dalam starting XI. Paqueta dan Rafael Leao baru masuk di babak kedua. Sengketa inilah yang semakin membuat masa kepelatihan Giampaolo di ujung tanduk.

Pioli 'Ditendang' Sebelum Masuk

Jika Marco Giampaolo akhirnya ditendang keluar, AC Milan diklaim sudah memiliki pengganti. Dia adalah Stefano Pioli, yang pernah melatih banyak klub, dari Parma, Piacenza, Bologna, Lazio, hingga Internazionale. Di Inter, ia membawa Nerazzurri meraih 14 kemenangan, 3 seri, dan 10 kekalahan dari 27 laga.

Pioli punya dua masalah. Pertama, dia pernah mengklaim keluarganya adalah pendukung Inter. Kedua, penunjukan Pioli cenderung terlihat berbau ekonomi. Pasalnya, ia digosipkan bakal mendapatkan gaji 1 juta euro musim ini, dan 1,5 juta euro musim depan, jika kerjasamanya dengan Rossoneri berlanjut.

Ketika AC Milan belum memastikan Pioli bergabung, tagar #PioliOut sudah mengemuka, menjadi trending topic worldwide Twitter. Hingga Selasa (8/10/2019) pukul 20.49 WIB tercatat tagar tersebut ditwitkan lebih dari 30 ribu kali. Bahkan sebelum Pioli membubuhkan tanda tangan ke dalam kontrak, dia sudah diberi petunjuk arah jalan keluar dari San Siro.

Baca juga artikel terkait LIGA ITALIA atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Olahraga
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH