Menuju konten utama

Demonstrasi 4 November dan Berkah Pedagang Kopi

Demonstrasi 4 November oleh ribuan massa terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendatangkan rezeki bagi pedagang makanan dan minuman di sekitar lokasi unjuk rasa. Salah satunya bagi pedagang kopi. Peserta demonstrasi yang jumlahnya membludak dari banyak daerah membuat omzet naik.

Demonstrasi 4 November dan Berkah Pedagang Kopi
Sejumlah anggota Ormas Islam dari berbagai daerah berkumpul di halaman Mesjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (3/11). Sebagian dari mereka akan menginap untuk persiapan aksi demontrasi yang akan berlangsung Jumat 4 November. ANTARA FOTO/Reno Esnir.

tirto.id - Demonstrasi 4 November oleh ribuan massa terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendatangkan rezeki bagi pedagang makanan dan minuman di sekitar lokasi unjuk rasa. Salah satunya bagi pedagang kopi. Peserta demonstrasi yang jumlahnya membludak dari banyak daerah membuat omzet naik.

"Enakan kalau ada kaya begini (demo), banyak pembeli," ujar Slamet saat berbincang dengan Tirto.id di depan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jum'at (4/11/2016).

"Kalau hari biasa enggak bisa dagang di sini, musuhnya Satpol PP," katanya seraya tersenyum.

Bagi Slamet, demonstrasi memang membawa berkah tersendiri buat dia mengais rezeki. Di tengah Demo Aksi Bela Islam II, sebagai tukang kopi keliling sering dijuluki Starling (Starbuck Keliling), pedagang serupa seperti Slamet mudah ditemui. Mereka seolah tak peduli dengan demonstrasi mengerahkan ribuan massa hari ini.

Bagi mereka, terpenting adalah bagaimana caranya bisa membawa uang untuk keluarga. "Ya lumayan lah hari ini," tutur Slamet.

Hari ini kata Slamet memang menjadi berkah buat dia bersama para pedagang lain. Sebab pendapatannya naik tiga kali lipat dari hari biasanya. Mungkin kalau saja Ahok tak mengutip Surat Al-Maidah ayat 51, wajah Slamet dan para pedagang lain tak bakal sumringah.

Dia juga bakal lari mengayuh sepeda yang membawa dagangannya menghindari kejaran Satuan Polisi Pamong Praja. "Hari biasa paling dapat Rp 100 ribu, itu juga sampai jam 9 malam," ujar Slamet.

Baca juga artikel terkait DEMO 4 NOVEMBER atau tulisan lainnya dari Arbi Sumandoyo

tirto.id - Politik
Reporter: Arbi Sumandoyo
Penulis: Arbi Sumandoyo
Editor: Akhmad Muawal Hasan