tirto.id - Bentrok antara aparat keamanan dengan massa demonstrasi 4 November sempat pecah di depan Istana Merdeka, Jumat (4/11/2016) sekitar pukul 19.12 WIB. Demonstran seharunya membubarkan diri sebelum pukul 18.00 WIB sesuai surat izin mereka kepada Mabes Polri. Namun sampai batas waktu mereka belum membubarkan diri.
Demonstran berusaha menerobos barisan yang dijaga ketat aparat keamanan. Puluhan peluru gas air mata ditembakkan. Namun aparat keamanan tetap kewalahan dan mundur.
Aparat keamanan Brimob yang berada di barisan depan terus-menerus diganti. "Tahan, tahan," kata salah satu pusat komando dari kepolisian, Jumat (4/11/2016).
Namun masa yang sebagian besar masih seumuran mahasiswa tetap saja berupaya menerobos barisan aparat. Mereka melempar botol kosong, kayu, dan benda-benda lain ke arah aparat keamanan.
Sedangkan Imam Besar FPI Rizieq berusaha menenangkan demonstran. Habib menegaskan agar masa aksi tidak terprovokasi.
"Kalian punya otak, jangan mau diadudomba dengan TNI dan Polri," teriak Rizieq berulangkali.
Sementara itu mobil komando kepolisian terus melantunkan doa-doa Asmaul Husna. Hal tersebut diharapkan bisa memecah konsentrasi demonstran dengan tuntutan percepat proses hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Demonstran dari Jalan merdeka Barat tersebut akhirnya menyatu dengan barisan demonstran dari Jalan Majapahit, di Silang Monas Barat Laut. Sedangkan demonstran di Jalan Veteran masih berbaris tanpa berulah.
Gas air mata sudah puluhan kali dilontarkan ke arah demonstran. Gas tersebut ditembakkan tiap lima menit sekali. Para demonstran yang marah karena Presiden Jokowi enggan berunding dengan perwakilan mereka masih terus melakukan perlawanan.
Menurut pengamatan tirto.id, ada dua personil polisi yang menderita luka dan dilarikan dengan mobil ambulan. Ada juga dua provokator yang sudah diamankan.
Penulis: Dieqy Hasbi Widhana
Editor: Agung DH