Menuju konten utama

Demi Kelancaran UNBK, SMK Rela Sewa Genset Rp500 Ribu/Hari

Antisipasi listrik mati, sekolah rela sewa mahal-mahal genset demi kelancaran UNBK. Sedia genset sebelum mati listrik.

Demi Kelancaran UNBK, SMK Rela Sewa Genset Rp500 Ribu/Hari
Pelajar mengikuti ujian Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN 1 Kota Bengkulu, Kamis (3/4). Dari 82 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tersebar di Provinsi Bengkulu , terdapat sebanyak 42 SMK yang melaksanakan Ujian Bermasis Komputer (UNBK) dan 40 SMK menggelar Ujian Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) dengan total 7.144 siswa. ANTARA FOTO/David Muharmansyah.

tirto.id - Demi kelancaran penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer UNBK tingkat SMK, panitia ujian di sekolah rela menyewa generator set (genset).

"Kami sewa genset selama empat hari pelaksanaan UNBK. Untuk antisipasi. Sehari biaya sewanya sekitar Rp500 ribu plus teknisi atau operatornya," kata Kepala SMK Negeri 4 Semarang Felix Yuniarto di Semarang, Senin (3/4/2017).

Felix menuturkan harga sewa sebesar Rp500 ribu/hari itu hanya untuk posisi genset stand by. Bila genset digunakan, maka biaya akan bertambah. Namun Felix enggan memerinci biaya yang harus dikeluarkan sekolah.

Sejauh ini, kata Felix, kendala mati listrik tidak terjadi sehingga pelaksanaan UNBK yang diikuti 551 siswa di sekolah berjalan lancar.

"Dari PLN memang sudah diimbau untuk tidak mematikan listrik selama UNBK, tetapi kan kami tetap jaga-jaga jika listrik padam. Makanya, kami sewa genset dengan kapasitas sekitar 60 kilovolt dengan tiga fasa," kata dia.

Pelaksanaan UNBK, kata dia, terbagi dalam tiga sesi yang berlangsung di tujuh ruang ujian dengan jumlah 190 peserta ujian/sesi, tetapi sekolah menyediakan 213 unit komputer yang sisanya diposisikan sebagai cadangan.

"Ada tujuh server utama di masing-masing ruang ujian. Akan tetapi, kami punya tiga server cadangan. Meski baru tahun ini melaksanakan UNBK, kami optimistis siap melaksanakan tanpa adanya hambatan yang berarti," kata Felix.

Senada dengan itu, Kepala SMK Negeri 8 Semarang Luluk Wibowo mengakui ketersediaan genset memang wajib bagi sekolah untuk mengantisipasi problem kelistrikan meski sudah ada jaminan dari PLN untuk tidak mematikan listrik.

"Kami sudah dua tahun ini melaksanakan UNBK. Sejauh ini, kendala yang harus diantisipasi adalah kepastian tentang listrik. Memang dari PLN sudah menjamin, tetapi faktor alam, dan sebagainya tetap harus diantisipasi," katanya.

Sekolah pun, kata dia, tetap menyewa genset untuk menjamin suplai listrik agar pelaksanaan UNBK selama empat hari ke depan berjalan lancar, namun pria ramah itu enggan menyebutkan biaya sewa yang harus dibayarkan.

"Faktor alam kan tidak bisa diprediksi, misalnya tiba-tiba ada pohon tumbang mengenai kabel listrik. Makanya, tetap harus sewa genset. Bahkan, genset di sini terus dihidupkan. Ya, buat jaga-jaga saja," katanya.

Jumlah peserta UNBK di SMK Negeri 8 Semarang, kata dia, ada 366 siswa yang melaksanakan ujian di tujuh laboratorium berfasilitas PC (personal computer), ditambah satu ruang ujian yang memakai laptop atau komputer jinjing.

"Idealnya memang memakai laptop karena suplai listrik dari baterai lebih lama. Namun, kan tidak mungkin pakai laptop siswa karena harus dikandangkan dulu. Harus pakai laptop milik sekolah. Kami punya 60 unit," jelas Luluk seperti dikutip Antara.

Baca juga artikel terkait UNBK

tirto.id - Pendidikan
Sumber: antara
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH