tirto.id - Direktur Riset Center of Reform On Economcis (CORE), Piter Abdullah meminta debat pilpres ke-5 atau putaran terakhir tak hanya membahas isu insidental, melainkan akar masalah perekonomian.
Piter juga menambahkan, calon presiden terpilih nantinya harus mampu memberikan solusi untuk mengatasi defisit transaksi berjalan (CAD).
Data Bank Indonesia pada Februari 2019 lalu menyatakan nilai CAD Indonesia 2,98 persen dari PDB atau setara dengan 31 miliar dolar AS, terparah sejak 2014. Menurut BI, nilai masih berada dalam ambang batas 3 persen dari PDB.
"CAD kita defisit tapi gak pernah dibahas tuntas penyebab permasalahannya. Ini solusinya apa. Dari kemarin solusinya bukan memperbaiki malah cari penambalnya saja," ucap Piter dalam konferensi pers bertajuk 'Jelang Debat Capres ke-5' di Hongkong Cafe, Selasa (9/4/2019).
"Isu ekonomi selama ini dibahas secara parsial bahkan yang diangkat hanya isu kecil seperti harga cabai bukan masalah inti," tambah Piter.
Piter juga mengatakan masalah defisit transaksi berjalan ini tidak dapat terus dibiarkan terutama bagi presiden terpilih selanjutnya. Sebab, katanya, Indonesia telah mengalami minus selama bertahun-tahun.
Selama ini, kata Piter, defisit itu telah mengakibatkan struktur ekonomi Indonesia menjadi lemah. Apalagi, lanjut dia, solusi yang disediakan pemerintah saat ini juga belum cukup menjawab.
Dalam hal ini ia merujuk pada upaya membuka seluas-luasnya aliran modal asing masuk, tetapi sebagian besar berbentuk portofolio.
Alhasil, kata dia, tidak heran bila kendati banyak modal yang masuk, ekonomi tetap tidak stabil karena aliran modal itu juga mudah keluar.
"Ini yang tidak tergali dalam proses pilpres. Tidak tergali dalam 4 kali debat. Selama ini tidak ada solusinya. Padahal ini masalah sektor keuangan yang jadi penghambat perekonomian kita," ucap Piter.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali