tirto.id - Calon gubernur Jawa Timur nomor urut dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan, penting untuk mempersiapkan ketrampilan dan sertifikat bagi para buruh migran agar terhindar dari berbagai persoalan saat merantau ke negara lain.
Untuk itu, kata Gus Ipul, ke depannya ia ingin melarang para buruh yang tidak memenuhi berbagai syarat itu untuk bekerja di luar negeri.
“Ke depan tak boleh lagi pergi jika tak punya syarat,” kata Gus Ipul dalam debat perdana calon gubernur di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (10/4/2018) malam.
Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur ini mengatakan, pihaknya memiliki kewajiban untuk mempersiapkan para buruh untuk memasukan ke pasar kerja.
Sementara itu, calon wakil gubernur Jawa Timur nomor urut dua Puti Guntur Soekarno menyampaikan penting untuk memberikan perlindungan terhadap buruh migran dan keluarganya.
Puti menceritakan pengalamannya saat bertemu seorang anak buruh migran di Kabupaten Tulungagung. Saat itu, Puti mengaku melihat para anak-anak dari buruh migran tidak mendapat perhatian yang cukup karena hidup bersama kakek dan nenek mereka.
Selain itu, cucu Presiden RI pertama Sukarno itu ingin agar para buruh migran diberikan pekerjaan setelah pulang ke Jawa Timur, dengan cara memfasilitasi mereka di UMKM.
“Perempuan buruh migran setelah pulang harus punya kesempatan untuk mengembangkan bakatnya,” ungkap Puti.
Debat Pilgub Jatim 2018 diikuti oleh dua pasangan calon, nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan nomor urut dua Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno.
Khofifah-Emil diusung oleh Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Hanura, dan NasDem. Sementara Gus Ipul-Puti diusung oleh PKB, PDI Perjuangan, PKS, dan Gerindra.
Debat itu dimoderatori oleh Alfito Deannova dan Anisha Dasuki. Dan dihadiri oleh empat tim panelis Guru Besar Universitas Trunojoyo Madura Nunuk Nuswardani, Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Abdul Chalik, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Fauzan dan aktivis Jaringan Antikorupsi Jawa Timur Luthfi J. Kurniawan.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto