Menuju konten utama

Khofifah vs Gus Ipul Beradu Konsep Soal Madin di Debat Pilgub Jatim

Dalam debat Pilgub Jatim, Selasa (10/4/2018), Khofifah dan Gus Ipul beradu gagasan soal Madrasah Diniyah.

Khofifah vs Gus Ipul Beradu Konsep Soal Madin di Debat Pilgub Jatim
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa Emil Dardak dan nomor urut dua Saifullah Yusuf -Puti Guntur Soekarno mengikuti debat publik I Pilgub Jatim di Gedung Dyandra Convetion Center, Selasa (10/4/2018). ANTARA FOTO/Zabur Karuru.

tirto.id - Dua calon gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul beradu konsep soal Madrasah Diniyah (Madin) di Jawa Timur. Keduanya sama-sama memiliki program dan perhatian khusus bagi pendidikan diniyah.

Hal tersebut diungkapkan dua calon kandidat gubernur Jatim, dalam debat perdana dengan tema “Kesejahteraan Rakyat” di Gedung Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (10/4/2018). Debat ini disiarkan secara live di Transmedia (CNN Indonesia dan Trans 7), mulai pukul 19.30 WIB hingga pukul 21.30 WIB.

Gus Ipul menyatakan, Madrasah Diniyah sangat penting diperhatikan setidaknya karena dua hal. Pertama, penanaman aqidah atau ideologi. “Dia [siswa] diajari soal aqidah sekaligus ditanamkan kalau dia adalah orang Indonesia,” kata paslon nomor urut 2 ini.

Kedua, kata Gus Ipul, Madin adalah pendidikan akhlak dan karakter. Menurut Gus Ipul, dua hal itu yang membuat Pemprov Jatim selama sepuluh tahun terakhir ini memperhatikan keberadaan Madrasah Diniyah ini.

Selama ini, kata Gus Ipul, fasilitas Madin ini memang belum memadai. Karena itu, ia berjanji ke depan akan lebih memperhatikan persoalan ini. "Kalau ini bisa dimaksimalkan dan direvitalisasi, kemudian dilakukan sedikit tambahan, insyaallah akan menghasilkan pendidikan yang gurunya bagus, siswanya mendapatkan BOSDA, fasilitasnya juga cukup,” kata Gus Ipul.

Ia menambahkan “selama ini sudah ada lebih dari 10 ribu guru Madrasah Diniyah yang di sekolahkan S1, karena bagi kami yang harus diutamakan adalah gurunya. Muridnya diberi subsidi, dan fasilitasnya pasti akan didukung secara bertahap. Itu yang akan kami lakukan ke depan.”

Sementara itu, Khofifah juga memaparkan soal pentingnya Madrasah Diniyah ini. Mantan Menteri Sosial ini berkata, Madin merupakan satu kekuatan yang luar biasa, dan dapat diandalkan dalam membangun karakter bangsa dan mental.

“Salah satu kekuatan yang inheran di dalam proses pendidikan adalah di Madarsah Diniayah,” kata paslon nomor urut 1 ini.

Khofifah menuturkan, ada beberapa persoalan yang harus dibenahi terkait Madrasah Diniyah ini. Problem yang selama ini dihadapi, kata Khofifah, antara lain: soal infrastruktur, kesejahteraan guru, dan pengakuan dari publik soal ijazah Madin. “Ini harus diberi pengakuan yang sama sesuai dengan levelnya,” kata perempuan kelahiran Surabaya ini.

Ia berjanji, jika dirinya dan Emil Dardak terpilih sebagai kepala daerah di Jawa Timur, maka paslon ini berjanji akan menegosiasikan dengan pemerintah pusat agar dana BOS juga bisa berlaku untuk Madin.

“Pengakuan ini harus ada, kesetaraan perlakuan harus ada karena kalau hanya mengandalkan BOSDA, saya khawatir secara madrasah mungkin semua ketetesan, tapi dari jumlah murid hari ini sangat sedikit yang mendapatkan itu, sementara kesejahteraan para guru hari ini juga membutuhkan perhatian yang luar biasa dari para pemangku kebijakan,” kata Khofifah.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILGUB JATIM 2018 atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Politik
Reporter: Abdul Aziz
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz