Menuju konten utama

Debat Pilgub Jateng: Ganjar Kritik Program Sudirman Tidak Realistis

Ganjar Pranowo mengkritik janji Sudirman Said mencetak 5 juta lapangan kerja di Jawa Tengah selama 5 tahun tidak mungkin diwujudkan. Tapi, Sudirman membantah anggapan itu.

Debat Pilgub Jateng: Ganjar Kritik Program Sudirman Tidak Realistis
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut dua Sudirman Said-Ida Fauziah dan pasangan nomor urut satu Ganjar Pranowo-Taj Yasin mengikuti Debat Terbuka Pilkada Jawa Tengah di Ballroom Hotel Patra, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (20/4/2018). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

tirto.id - Ganjar Pranowo mengkritik program lawannya di Pilgub Jateng, terkait solusi mengatasi pengangguran, tidak realistis. Calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 1 tersebut mempertanyakan janji pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah tentang penciptaan 5 juta lapangan kerja.

“Saya agak terkejut, di janji kerja jenengan [anda] mau ciptakan 5 juta lapangan kerja [….] formulanya apa, kerja teknokrasi apa yang bisa menciptakan 5 juta lapangan kerja dalam 5 tahun?” Demikian pertanyaan Ganjar kepada Calon Gubenur Jawa Tengah nomor urut 2 Sudirman Said.

Ganjar melontarkan pertanyaan itu kepada Sudirman pada salah satu sesi Debat Pilgub Jateng 2018 tahap pertama di Hotel Patra Semarang, pada Jumat malam (20/4/2018).

Sudirman tidak menjawab dengan detail mengenai strategi mencetak 5 juta lapangan kerja baru selama 5 tahun yang ditanyakan oleh Ganjar.

Dia hanya menjelaskan program itu digagas oleh dirinya dan Ida Fauziah sebab selama ini jumlah pengangguran dan mereka yang setengah menganggur di Jawa Tengah lumayan tinggi. Sedangkan dia mencatat, setiap tahun ada 1,5 juta angkatan kerja baru di Jateng.

Sudirman mengakui, dari sudut pandang ekonomi makro, target itu memang terlihat susah terwujud. Tapi, menurut dia, secara teknis ekonomi mikro, target penciptaan 5 juta lapangan kerja selama 5 tahun mungkin direalisasikan.

Tapi, jawaban Sudirman tersebut tidak memuaskan bagi Ganjar Pranowo. Dia berpendapat target mencetak 5 juta lapangan kerja selama 5 tahun itu baru bisa tercapai jika pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah mencapai 19-20 persen setiap tahun.

“Kayaknya enggak mungkin,” kata Calon Gubernur Jateng petahana tersebut.

Menjawab lawannya, Sudirman balik menyindir Ganjar, “Ini contoh pemimpin yang bekerja dengan angka-angka yang di awang-awang.”

Sudirman bersikukuh programnya tersebut realistis. Dia mengklaim banyak kesempatan dan peluang untuk merealisasikan 5 juta lapangan kerja baru di Jateng selama 5 tahun.

Debat alot soal problem kemiskinan di Jateng juga sempat terjadi antara Calon wakil gubernur nomor urut 1 Taj Yasin dan Calon wakil gubernur nomor urut 2 Ida Fauziah.

Taj Yasin semula mengklaim bahwa Ganjar Pranowo berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 2,2 persen selama memimpin Jawa Tengah. Menurut dia capaian itu lebih baik dari daerah lain.

Namun, Ida Fauziyah justru mencatat ada 12,3 persen penduduk Jateng yang miskin, atau berjumlah hampir 4,5 juta jiwa. Menurut dia, angka itu lebih buruk dibanding rata-rata nasional. Karena itu, Ida berjanji akan menurunkan angka kemiskinan di Jateng hingga 6 persen.

Hal itu lantas dianggap Gus Yasin sebagai janji yang tidak realistis. Sebab, menurut dia target penurunan angka kemiskinan di Jateng dari sekitar 12 persen menjadi 6 persen terlampau besar.

Ida pun membantah anggapan Yasin. Alasan Ida, di masa pemerintahan Gubernur Bibit Waluyo angka kemiskinan di Jawa Tengah bisa turun sampai sebesar 5,7 persen.

Pada Pilgub Jateng 2018, pasangan nomor urut satu Ganjar Pranowo-Taj Yasin diusung oleh empat partai politik, yakni PDIP, NasDem, Demokrat dan PPP. Sedangkan pasangan nomor urut dua Sudirman Said-Ida Fauziah diusung oleh Gerindra, PKB, PAN dan PKS.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILGUB JATENG 2018 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Politik
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom