tirto.id - Presiden Donald Trump akan bertemu dengan lawannya dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam debat terakhir pemilihan Presiden Amerika Serikat. Debat tersebut akan dihelat pada Kamis malam (22/10/2020) waktu Amerika Serikat atau Jumat pagi (23/10/2020) waktu Indonesia.
Kritikan publik yang terus mengalir terkait berjalannya debat pertama yang di luar kendali dan penuh interupsi, membuat penyelenggara debat pun mengadopsi aturan baru terkait mematikan mikrofon.
Dikutip dari BBC, durasi debat akan dilaksanakan selama 90 menit yang dibagi per segmen 15 menit. Di awal setiap topik baru, kandidat akan memiliki waktu dua menit untuk berbicara tanpa interupsi dengan cara mematikan mikrofon lawan.
Dikutip dari AP News, kesempatan ini menjadi peluang terakhir bagi Trump untuk meningkatkan elektabilitasnya yang menurun dibandingkan Joe Biden.
Para penasihat Trump pun mendesaknya untuk tidak lagi bersikap agresif dibandingkan pada debat pertamanya dulu. Sebagai informasi, debat kedua diubah menjadi sesi tanya jawab usai Trump positif COVID-19.
“Debat terakhir ini harus memiliki dampak besar,” ungkap sejarawan kepresidenan Michael Beschloss. Ia pun menanggapi debat pertama antara Trump dan Biden yang ia anggap sebagai debat presiden “paling tidak terkendali yang pernah dilihat”.
Hingga saat ini atau kurang dari dua minggu sebelum Pilpres AS, Joe Biden memimpin sebagian besar jajak pendapat nasional. Meski demikian, ia memiliki peluang yang lebih sempit untuk menang di negara bagian yang dapat menentukan pemilihan. Lebih dari 42 juta orang telah memberikan suara mereka pada jajak pendapat tersebut.
Sementara itu, Donald Trump yakin bahwa ia dapat memenangkan periode keduanya ini. Masih dalam ingatan bahwa Donald Trump berhasil mengungguli Hillary Clinton meski pada jajak pendapat nasional Clinton selalu menang telak. Pada periode keduanya ini, Trump yakin dapat melakukan hal tersebut untuk kedua kalinya pula.
Pemilihan presiden Amerika Serikat akan dilaksanakan pada 3 November 2020 mendatang.
Perseteruan Topik Debat
Pada hari Senin (19/10/2020) lalu, tim kampanye Trump mengirim surat kepada Komisi Debat Presiden yang menyerukan agar topik debat dapat disesuaikan. Manajer kampanye Donald Trump, Bill Stepien, dalam surat tersebut menulis bahwa timnya telah menyetujui fokus debat terakhir adalah soal kebijakan luar negeri sebagaimana ditulis dalam BBC.
Padahal, moderator dan koresponden NBC News Kristen Welker minggu lalu telah mengumumkan bahwa topik yang akan dibahas adalah soal memerangi COVID-19, keluarga Amerika, ras di Amerika, perubahan iklim, keamanan nasional, dan kepemimpinan.
Terkait hal itu, Trump pun menyebut Walker sebagai “Demokrat radikal” dan “tidak baik” selama rapat umum kampanye Senin sore di Prescott, Arizona. Kristen Walker telah dipilih sebagai moderator debat final esok.
Tak hanya itu, Stepien pun menuduh Joe Biden menghindari topik kebijakan luar negeri dan komisi mencoba untuk melindungi Biden dari masa lalunya. “Tingkah laku komisi yang pro-Biden telah mengubah seluruh musim debat menjadi kegagalan dan tidak heran publik menjadi tidak objektif,” tulisnya.
Menanggapi hal ini, kubu Demokrat membalas pesan bahwa sebenarnya Trump yang mencoba menghindari pertanyaan. “Kampanye dan Komisi Penyelenggaraan Debat telah sepakat berbulan-bulan lalu bahwa moderator debat yang akan memilih topik,” kata sekretaris pers nasional TJ Ducklo.
“Kampanye Trump adalah kebohongan karena Donald Trump takut untuk menghadapi lebih banyak pertanyaan soal tanggapan COVID-19 yang akan menghancurkannya sendiri” lanjutnya.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora