tirto.id - Zulfa Nasrulloh, guru, mengunggah foto keseruan dirinya saat mengikuti lomba makan kerupuk melawan siswa-siswanya. Asri Amalina, ibu rumah tangga, mengunggah video suami dan tetangganya saat berpeluh keringat dan tertawa-tawa merebutkan gelar juara lomba tarik tambang tingkat perumahan. Adapun pasangan Dwi Melyani dan Dimas Anugrah meramaikan linimasa media sosial dengan mengunggah foto dan video lucu anak mereka kala berjalan-jalan menenteng bendera dalam balutan seragam tentara.
“Ganin bilang ‘merdeka’ dulu, dong,” kata Elsa, membuntuti anak pertamanya mendekati kerumunan peserta karnaval Agustusan. “E ka, Ma. E ka.”
Semua potret di atas adalah rutin yang kita temukan tiap kali 17 Agustus tiba. Meski secara historis identik dengan perjuangan, faktanya, tak bisa dinafikan bahwa peringatan hari kemerdekaan lumrah dirayakan dengan aktivitas-aktivitas menggembirakan.
“Kemerdekaan sesuatu negara dapat dijamin teguh berdiri apabila berpangkal pada kemerdekaan jiwa,” kata Buya Hamka. Dan bukan tidak mungkin, kegembiraan yang kita temukan tiap Agustusan adalah cerminan jiwa yang merdeka.
Bicara soal peringatan hari kemerdekaan, meski terlihat sepele, pada lomba-lomba wajib seperti makan kerupuk, balap karung, balap kelereng, dan panjat pinang sebetulnya tertanam filosofi yang mendalam. Pada semua itu ada nilai-nilai positif (selain yang pokok: kegembiraan) seperti fokus, kerja keras, dan kerjasama. Di saat bersamaan, hal demikian juga mengisyaratkan bahwa perjuangan mencapai kemerdekaan tak bisa dicapai sendirian. Lomba-lomba Agustusan mengajarkan: selalu ada persatuan dan benih-benih nasionalisme pada hal-hal yang seolah kecil dan hura-hura.
Saat berkumpul dan mengikuti berbagai lomba dengan kerabat dan tetangga, kegembiraan di hari kemerdekaan terasa lengkap karena, menyebut salah satu, beragam penjual makanan turut serta di dalamnya. Kemerdekaan adalah hak seluruh elemen masyarakat. Sementara orang dewasa, pria dan wanita, meramaikan panjat pinang, misalnya, anak-anak menonton aktivitas tersebut sambil mengerumuni pedagang es krim keliling. Di hari itu, es krim Wall’s yang biasanya dilihat di televisi dan seolah hanya ada di toko-toko menjadi lebih dekat dengan konsumennya.
Kedekatan masyarakat Indonesia dengan Wall’s bukan omong kosong. Generasi 90-an, contohnya, memiliki ikatan yang unik dengan salah satu produk Wall’s bernama Vienetta. Saking kuatnya ikatan ini, bahkan pernah muncul petisi yang meminta produk tersebut dipasarkan kembali. Itulah satu contoh bagaimana Wall’s menjadi bagian yang melekat di hati orang-orang Indonesia.
Melalui produk-produknya, Wall’s menyatukan masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang. Mengkonsumsi es krim bisa membawa rasa bahagia, dan dalam kondisi penuh kebahagiaanlah masyarakat akan mudah bersatu.
Jika kamu sering mengikuti lomba-lomba Agustusan sebab hal tersebut meningkatkan kebanggaan dan rasa cintamu kepada tanah air, sedangkan di lain saat kamu menggandrungi produk-produk Wall’s karena kualitas rasanya yang memikat; sekarang saatnya kamu menggabungkan keduanya. Ya, jadikan produk Wall’s sebagai bagian dari keceriaan Agustusan.
Sebagai gambaran, seperti halnya lomba makan kerupuk, kamu bisa menjadikan es krim sebagai komponen utama perlombaan. Caranya mudah saja: cukup tempatkan es krim di meja lalu undang teman-temanmu menghabiskannya dalam keadaan mata tertutup. Tak kalah seru, kan? Tentu, kamu bisa merancang lomba yang tak kalah menggembirakan.
Sebab itulah di era serba digital begini, yuk ikutan #MerahPutihChallenge. Dengan tema Merah Putih Menyatukan Kita, kompetisi yang dibuat Wall’s untuk seluruh masyarakat Indonesia ini bisa menjadi salah satu medium untuk menunjukkan kreativitas sekaligus rasa cintamu kepada tanah air.
Caranya: rekam video kreasi lomba Agustusan kamu dengan produk-produk Wall’s apa saja. Setelah itu, post videomu ke feed akun Instagram, tandai @wallsidn, dan cantumkan hashtag #MerahPutihChallenge dan #SemuaJadiHappy pada caption. Langkah selanjutnya, tandai3 orang temanmu dan ajak mereka untuk mengikuti kompetisi ini. 3 pemenang akan dipilih berdasarkan kreativitasnya dan berhak memperoleh hadiah-hadiah menggiurkan. Selain video harus hasil murni buatan sendiri, jangan lupa: selama kompetisi berlangsung akun Instagrammu jangan di-private, ya.
Tiga video ter-gokil akan memenangkan hadiah-hadiah berupa iPhone X, iPad, atau Apple Watch.
Kompetisi ini terbuka untuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang bertempat tinggal di Indonesia, dan berlangsung mulai tanggal 5 Agustus 2019 pukul 00.00 WIB hingga 31 Agustus 2019 pukul 23.59 WIB.
Informasi lebih jelas bisa kamu temukan di sini.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis