Menuju konten utama

Daftar Vaksin COVID-19 yang Boleh untuk Ibu Hamil dan Keamananannya

Daftar vaksin yang boleh digunakan oleh ibu hamil dan keamanannya.

Daftar Vaksin COVID-19 yang Boleh untuk Ibu Hamil dan Keamananannya
Petugas mengecek kondisi boks berisi vaksin COVID-19 Moderna setibanya di Terminal Cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (1/8/2021). ANTARA FOTO/Fauzan.

tirto.id - Sebagai upaya perlindungan ibu hamil dan bayinya dari infeksi COVID-19, Kementerian Kesehatan mengizinkan pemberian vaksin COVID-19 kepada ibu hamil. Jenis vaksin yang diberikan, yaitu jenis vaksin COVID-19 platform mRNA.

Dilansir dari laman Sehat Negeriku, jenis vaksin COVID-19 platform mRNA, terdiri dari Pfizer, Moderna, serta vaksin platform inactivated Sinovac.

Ibu hamil adalah salah satu kelompok yang sangat rentan apabila terpapar COVID-19. Dalam beberapa waktu terakhir, terdapat sejumlah laporan yang menyatakan bahwa ibu hamil yang terkonfirmasi positif COVID-19 mengalami gejala berat bahkan meninggal dunia.

Dosis pertama vaksin COVID-19 untuk ibu hamil dan bayinya, akan mulai diberikan pada trimester kedua kehamilan. Sementara, untuk pemberian dosis kedua dilakukan sesuai dengan interval dari jenis vaksin.

Sama seperti pelaksanaan vaksinasi bagi sasaran lainnya, pemerintah akan melakukan monitoring untuk mengetahui apakah ada efek samping yang muncul dari pemberian vaksin COVID-19 kepada ibu hamil ini.

Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran HK.02.01/I/2007/2021 tentang Vaksinasi COVID-19 Bagi Ibu Hamil dan Penyesuain Skrining Dalam Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19, yang ditandatangani oleh Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu pada tanggal 2 Agustus 2021.

Daftar Vaksin COVID-19 yang Boleh untuk Ibu Hamil

Indonesia akan memberikan vaksin Pfizer, Moderna, serta vaksin platform inactivated Sinovac kepada ibu hamil.

  • Pfizer-BioNTech
Menurut laman CNA, Pfizer adalah vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS Pfizer dan BioNTech Jerman. Vaksin ini telah disetujui penggunaannya oleh FDA AS untuk kebutuhan darurat.

Cara kerja vaksin Pfizer-BioNTech, yaitu menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA). Dampak dari vaksin mRNA adalah memproduksi protein yang memicu respons imun di dalam tubuh manusia. Pfizer-BioNTech berbeda dengan vaksin sebelumnya, yang memasukkan kuman dan dilemahkan atau tidak aktif ke dalam tubuh manusia

Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius. Hal ini memberikan tantangan logistik, terutama bagi negara-negara miskin.

Efektivitas dari vaksin Pfizer-BioNTech adalah 95 persen. Vaksin Pfizer-BioNTech pertama kali muncul di Inggris dan suntikan pertamanya dilakukan pada 8 Desember.

Kemudian, negara Amerika menyusul pada tanggal 16 Desember. Begitu juga dengan Singapura, Kanada, Meksiko, dan Arab Saudi telah mengizinkan penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech di negaranya.

  • Moderna
Pakar penyakit menular terkemuka AS Anthony Fauci menyatakan, vaksin Moderna memiliki hasil kerja yang "sangat mengesankan".

Cara kerja vaksin Moderna sama seperti vaksin Pfizer-BioNTech. Vaksin Moderna menggunakan teknologi mRNA. Penyimpanannya dilakukan selama 30 hari dengan pendingin, enam bulan pada minus 20 derajat Celcius.

Efektivitas dari vaksin Moderna adalah 94,5 persen. Vaksin ini pertama kali diluncurkan pada 16 Desember.

  • Sinovac
Vaksin Sinovac Biotech China juga dikenal sebagai CoronaVac. Cara kerja vaksin Sinovac, yaitu menggunakan teknologi vaksin yang tidak aktif dan memanfaatkan partikel virus yang telah dibunuh untuk merangsang tubuh manusia dalam menghasilkan respons imun. Vaksin ini mirip dengan vaksin flu.

Cara penyimpanan vaksin Sinovac, yaitu disimpan pada suhu lemari es normal dua hingga delapan derajat Celcius dan dapat tetap stabil hingga tiga tahun. Peluncuran vaksin ini pertama kali pada 16 Desember.

Selain vaksin COVID-19, CDC merekomendasikan agar ibu hamil mendapatkan dua vaksin selama kehamilannya, yaitu vaksin flu yang tidak aktif (suntikan, bukan vaksin flu hidup) dan vaksin Tdap.

  • Vaksin flu
CDC merekomendasikan agar ibu hamil memperoleh vaksin flu. Vaksin flu telah diberikan kepada jutaan ibu hamil selama bertahun-tahun dan terdapat pula bukti ilmiah menunjukkan bahwa vaksin flu aman.

Mendapatkan vaksin flu selama kehamilan adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi ibu hamil dan bayinya selama beberapa bulan setelah lahir dari komplikasi terkait flu.

  • Vaksin Tdap
Ibu hamil juga dianjurkan untuk mendapatkan vaksin Tdap kapan saja selama kehamilan, tapi waktu optimalnya adalah antara 27 dan 36 minggu setiap kehamilan. Vaksin ini berguna untuk melindungi ibu hamil dari penyakit pertusis, yang dikenal sebagai penyakit batuk rejan.

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra