tirto.id - Dalam lingkup studi farmasi, pelarut obat digunakan untuk melarutkan obat menjadi satu senyawa atau homogeni baru. Dengan begitu, ada dua komponen meliputi pelarut dan zat terlarutnya.
Mengutip ungkapan situs Farmasetika, terdapat istilah kelarutan yang menggambarkan perubahan zat setelah dilarutkan oleh pelarut. Dalam proses ini, interaksi dari zat terlarut dengan pelarutnya akan menghasilkan larutan dengan senyawa baru.
Dalam buku Farmasi Fisik (2016, hlm. 39), Santi Sinila menjabarkan tentang larutan. Ia menulis bahwa larutan merupakan gabungan homogen yang diisi oleh beberapa zat terlarut yang dicampurkan dengan zat pelarut.
Nantinya, muncul sebuah sistem termodinamika yang stabil sehingga zat tersebut bisa mengalami dispersi. Contoh larutan ini bisa dijumpa dalam kehidupan, salah satunya teh manis yang terbentuk dari air dan gula yang dilarutkan.
Melihat contoh tersebut, gula adalah zat terlarut sementara air teh berfungsi sebagai pelarutnya. Khususnya untuk obat, ada beberapa zat yang bisa digunakan sebagai pelarut. Di antaranya ada Etilen Glikol dan Dietilen Glikol.
Lantas, apa saja daftar pelarut obat selain etilen glikol dan dietilen glikol?
Daftar Pelarut Obat
Sebelumnya kita telah mengetahui contoh larutan yang biasa dikonsumsi untuk minuman, teh manis. Selain untuk konsumsi, ada juga larutan yang memang disediakan sebagai obat dalam konteks farmasi.
Contohnya, kita dapat melihat obat-obat sirup yang disediakan di apotek. Kemudian, ada juga pembersih mulut, obat tetes hidung, telinga, mata, obat merah, dan masih banyak lagi.
Terlepas dari itu, ada pelarut obat yang berfungsi melarutkan obat tersebut sehingga penggunaannya bisa aman bagi konsumen. Berikut ini daftar pelarut obat selain etilen glikol dan dietilen glikol.
1. Propylene Glikol
Pelarut ini berfungsi melarutkan obat tanpa mengubah komposisi serta struktur yang ada di dalamnya. Penggunaan pelarut ini terdapat di obat-obat batuk.
2. Eter
Dengan karakter manis serta sedikit menyengat, larutan ini masih digunakan lantaran biayanya cukup murah. Akan tetapi, penggunannya yang berlebihan bisa berbahaya bagi tubuh manusia. Lebih dari itu, sifat zat ini gampang sekali terbakar.
3. Gliserol
National Center Biotechnology menyebut zat ini lebih banyak digunakan terhadap larutan obat batuk. Selain itu, zat ini juga punya fungsi sebagai penetral asam lambung, menyetabilkan kandungan, serta mengikat air agar tak mengalami penguapan.
4. Etanol
Pelarut ini dihasilkan dari fermentasi tumbuhan yang dapat dikatakan sebagai zat alami. Kita sering mengenalnya dengan istilah “alkohol”. Sebagai pelarut, penggunannya hanya ditujukan kepada obat-obat luar. Misalnya, pembersih luka dan tangan.
5. Cyclodextrin
Pelarut jenis ini masih tergolong ke dalam klasifikasi surfaktan. Penggunaannya ditujukan demi menahan kinerja obat berbahaya. Maksudnya, jika obat tersebut mengandung senyawa tinggi yang berpotensi merusak, maka diredakan dengan Cyclodextrin.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani