tirto.id - Liga-liga sepak bola di seluruh dunia mengalami penundaan kompetisi setelah merebaknya pandemi virus corona COVID-19. Bukan cuma Serie A Italia atau LaLiga Spanyol di Eropa, tetapi juga Liga 1, MSL, dan A-League di zona Asia, hingga Liga MX Meksiko di zona CONCACAF.
Berdasarkan data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Johns Hopkins University hingga Senin (23/3/2020), tercatat total ada 381.293 kasus positif corona di seluruh dunia. Yang terbanyak ada di Cina dengan 81.514 kasus, diikuti Italia (63.927 kasus), Amerika Serikat (46.332 kasus), dan Spanyol (35.136 kasus).
Liga pertama yang terpengaruh oleh mewabahnya virus corona (COVID-19) adalah Liga Super Cina (CSL). Kompetisi semestinya digelar mulai 22 Februari hingga 31 Oktober 2020. Namun, pada 31 Januari 2020, Federasi Sepak Bola Cina (CFA) menyatakan liga tersebut ditunda.
Langkah serupa diambil oleh K-League (Liga Korea Selatan). Pada 24 Februari lalu, diputuskan K-League 1 2020 ditunda hingga batas waktu yang ditentukan. Sementara, J-League mengambil langkah lebih radikal. Pada 19 Maret, diputuskan J1 League musim ini tidak menerapkan degradasi sehingga pada J1 League 2021 akan ada 20 tim yang berlaga di divisi teratas.
Liga 1 2020 juga mengalami penundaan. Setelah keputusan awal laga-laga tak dimainkan hingga akhir Maret 2020, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI menghentikan kompetisi tanpa batas waktu.
Efek Corona di Sepak Bola Eropa
Di Eropa, Serie A Italia resmi ditunda mulai 9 Maret 2020. Pemerintah Italia sendiri menyatakan semua even olahraga di negara tersebut dibekukan hingga 3 April 2020. Dengan jumlah kematian akibat COVID-19 yang demikian tinggi di Italia, hingga Senin (23/3) mencapai 6.077 orang, potensi kompetisi ditunda lebih lama semakin terbuka.
Pada 12 Maret 2020, La Liga Spanyol menunda kompetisi Primera dan Segunda Division selama dua pekan. Sebagai kelanjutan, Senin (23/3) lalu, La Liga dan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) resmi menghentikan kompetisi hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Premier League Inggris mengumumkan penundaan kompetisi pada 13 Maret 2020, setelah pelatih Arsenal, Mikel Arteta dinyatakan positif COVID-19. Liga yang hingga pekan ke-29 dipimpin oleh Liverpool ini kemudian memperbarui keputusan pada 19 Maret, menunda semua laga sampai paling tidak 30 April 2020.
Ligue 1 Perancis, Eredivisie Belanda, dan 1.Bundesliga Jerman mengikuti jejak liga-liga lain untuk tidak menggelar laga terkait COVID-19. Sementara itu, UEFA sebagai induk sepak bola Eropa pada Senin (23/3) menyimpulkan untuk menunda final Liga Champions dan Liga Europa hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Perubahan Jadwal di Sepak Bola Amerika
Pembekuan liga sepak bola juga dilakukan oleh asosiasi sepak bola di bawah payung CONMEBOL. Pada 12 Maret CONMEBOL menyatakan Copa Libertadores dihentikan sementara. Berselang lima hari, Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) menutup kompetisi hingga April 2020.
Di zona CONCACAF (Amerika Utara,Tengah, dan Karibia), Liga MX Meksiko dinyatakan berhenti sampai waktu yang belum diperkirakan karena penyebaran virus corona. Sementara itu, MLS Amerika Serikat yang sempat menunda kompetisi selama sebulan terhitung 12 Maret 2020, menambah durasi hingga paling cepat 10 Mei 2020.
A-League Kompetisi Terbaru yang Ditunda
Pada Senin (23/3), Federasi Sepak Bola Australia (FFA) menghentikan A-League (Liga Australia) hingga setidaknya 22 April 2020. Ini membuat A-League termasuk liga-liga sepak bola yang paling belakangan ditunda karena pandemi COVID-19.
"Keputusan ini adalah langkah terbaru dari serangkaian tindakan FFA sebagai tanggapan penyebaran COVID-19, disertai dengan dukungan bulat dari semua klub Hyundai A-League.FFA akan meninjau situasi selama beberapa minggu dengan penilaian lebih lanjut pada 22 April," pernyataan FFA dikutip situs web resmi A-League.
Saat ini, 11 klub yang tampil di A-League 2019/2020 sudah menjalani jumlah laga yang berbeda-beda. Di puncak klasemen ada Sydney FC dengan 48 angka dari 20 laga, sedangkan di urutan kedua Melbourne City mengoleksi 40 poin dari 23 laga.
Editor: Iswara N Raditya