Menuju konten utama

Daftar 8 Obat Hipertensi untuk Ibu Hamil Menurut Dokter

Daftar obat hipertensi untuk ibu hamil, Clonidine hingga Labetalol. Meski begitu sebelum minum obat sebaiknya periksa ke dokter kandungan dahulu.

Daftar 8 Obat Hipertensi untuk Ibu Hamil Menurut Dokter
Ilustrasi ibu hamil hipertensi. foto/istockphoto

tirto.id - Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah tinggi yang disebut-sebut menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia termasuk di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah pengidap hipertensi di Indonesia telah mencapai 34,1 persen atau 70 juta lebih penduduk berdasarkan Survei Nasional pada tahun 2018 lalu.

Penyakit hipertensi kerap disebut sebagai silent killer atau penyakit mematikan yang tanpa disadari gejalanya akibat gangguan lanjutan dari hipertensi, dapat memicu peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, hingga kematian dan beberapa gangguan kesehatan lainnya jika dibiarkan.

Melansir Antara News, Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan, Fatcha Nur Aliyah menyebutkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, pengidap hipertensi di Indonesia tercatat 36,80 persen menyerang perempuan dan 31,3 persen menyerang laki-laki.

“Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di negara kita. Bapak Menteri Kesehatan sebelumnya juga sudah menyampaikan bahwa setiap tiga orang ada satu pengidap hipertensi,” ujar Fatcha dalam Webinar: Cegah dan Kendalikan Hipertensi untuk Hidup Sehat Lebih Lama pada Selasa, 6 Juni 2023.

Fatcha menjelaskan juga bahwa berdasarkan tren usia, jumlah pengidap hipertensi didominasi oleh usia 75 tahun ke atas yakni sebesar 69,50 persen, kemudian usia 25-34 tahun sebesar 20,10 persen, dan usia 35-44 tahun sebesar 31,60 persen.

“Penyakit hipertensi di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2018, bisa dianalogikan dari setiap 10 orang ada tiga orang yang hipertensi. Dari tiga penyandang itu, hanya ada satu orang yang berobat teratur, jadi berobat teratur belum juga tekanan darahnya turun menjadi normal,” tambah Fatcha.

Salah satu penyebab hipertensi paling besar, menurut Fatcha, yakni disebabkan oleh pola makan sehari-hari yang tidak sehat seperti mengonsumsi gula, garam, dan lemak melebihi batas normal serta kurangnya berolahraga.

Untuk gejala hipertensi sendiri, para pengidap biasanya akan merasa sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar tidak normal, pusing, penglihatan kabur, rasa sakit di dada, mudah lelah, dan lain-lain.

Di samping itu, mengutip laman kemkes.go.id, hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling banyak menyerang masyarakat. Di tahun 2015, WHO mencatat 1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, termasuk di Indonesia.

Hipertensi biasa disebut sebagai the silent killer karena gejalanya kerap tanpa keluhan, sehingga para pengidap penyakit ini sering tidak mengetahui apakah benar-benar mengidap hipertensi atau tidak dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi yang memicu munculnya gangguan kesehatan lainnya.

Seseorang dikatakan mengidap hipertensi yakni pada saat tekanan darahnya tinggi melebihi 120/80 mmHG, sementara bagi ibu hamil penyakit ini dapat diindikasi jika tekanan darahnya melebihi 140/90 mmHG.

Di antara para pengidap hipertensi, kalangan ibu hamil menjadi salah satu kalangan yang memiliki berbagai risiko tinggi karena dapat memicu berbagai gangguan seperti meningkatkan risiko keguguran, mengganggu aliran darah ke plasenta, hingga meningkatkan risiko kerusakan organ.

Maka dari itu, ibu hamil dianjurkan agar secara berkala berkonsultasi dengan dokter untuk mengindikasi hipertensi dan jika positif, harus segera ditindaklanjuti agar meminimalisir munculnya gangguan kesehatan lainnya.

Biasanya dokter akan memberikan resep obat tertentu bagi ibu hamil untuk mengendalikan tekanan darah serta meminimalisir risiko lainnya.

Sebagai pelengkap, berikut daftar obat hipertensi yang aman untuk ibu hamil berdasarkan anjuran medis.

Daftar Obat Hipertensi untuk Ibu Hamil Menurut Dokter

Mengutip yankes.kemkes.go.id, terdapat beberapa macam hipertensi yang dapat menyerang ibu hamil, di antaranya seperti hipertensi gestasional, preeklampsia, eklampsia, dan hipertensi kronis.

Hipertensi gestasional adalah tipe penyakit tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang paling ringan. Penyakit tipe ini biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu. Sementara hipertensi preeklampsia termasuk hipertensi kehamilan yang lebih berat dengan ditandai tekanan darah tinggi serta disertai adanya protein pada pemeriksaan urin.

Kemudian hipertensi eklampsia yang disebut juga sebagai hipertensi kehamilan paling berat karena dapat memicu kejang. Lebih berat lagi yakni hipertensi kronis yang bisa memicu risiko besar lainnya. Hipertensi kronis biasanya diidap oleh ibu hamil yang sebelum memasuki masa kehamilan pernah mengidap hipertensi.

Menurut catatan medis, insiden hipertensi pada kehamilan cukup sering terjadi, lima hingga sepuluh dari seratus ibu hamil terindikasi mengidap komplikasi hipertensi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riise dan kawan-kawan di tahun 2017, ibu hamil yang mengalami hipertensi selama kehamilan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular yang bisa memicu penyakit jantung koroner hingga gagal jantung.

Pada saat seorang wanita tengah memasuki kehamilan dan terindikasi mengidap hipertensi, maka diperlukan tindakan medis seperti pemeriksaan urin untuk memastikan kebocoran protein atau tidaknya. Jika positif, maka ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi obat seperti:

1. Obat antihipertensi

2. Metildopa

3. Clonidine

4. CCB

5. Baetablocker

6. Labetalol

7. Hydrochlorothiazide

8. ACE-I & ARB

Meski begitu, sebaiknya sebelum mengonsumsi obat apapun itu, ibu hamil tetap harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan untuk memastikan kondisi kehamilan dan janinnya.

Selain itu, seorang ibu yang telah memasuki persalinan serta terindikasi mengidap hipertensi, meski sudah mencapai tekanan darah yang normal, tetap dianjurkan untuk memeriksakan tekanan darahnya minimal satu kali dalam setahun.

Pemeriksaan rutin ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran serta mendeteksi dini hipertensi sebelum terjadinya beragam komplikasi akibat dibiarkannya penyakit ini.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Nur Hidayah Perwitasari