Menuju konten utama
Periksa Fakta

Cuci Hidung Ubah Hasil Tes Swab Jadi Negatif, Mitos atau Fakta?

Cuci hidung dengan air garam dapat mengurangi gejala hidung tersumbat, pilek, dan gangguan penciuman (anosmia).

Cuci Hidung Ubah Hasil Tes Swab Jadi Negatif, Mitos atau Fakta?
Header Periksa Fakta IFCN. tirto.id/Quita

tirto.id - Belum lama ini, sebuah unggahan di media sosial Facebook ramai membahas cara membersihkan hidung. Sebuah postingan dari akun Win Asih (arsip) misalnya, mengunggah foto tata cara membersihkan hidung dengan air garam nonyodium, atau bisa diganti dengan cairan infus. Akun yang sama juga menambahkan narasi bahwa proses membersihkan hidung bisa mengubah hasil tes swab COVID-19 yang positif menjadi negatif. Namun, ia tak memberi penjelasan detil apakah yang dimaksud adalah tes swab antigen atau tes swab polymerase chain reaction (PCR).

Periksa Fakta Cara Bersihkan Virus dari Hidung

Periksa Fakta Cara Bersihkan Virus dari Hidung. facebook/Win Asih

Kemudian, bagaimanakah kebenaran dari pernyataan ini?

Penelusuran Fakta

Belum lama ini, informasi terkait cuci hidung pernah diunggah oleh dr. Andri, spesialis kedokteran jiwa dari Omni Hospitals, Tangerang, pada tanggal 26 Juni 2021. Beliau memaparkan melalui akun Twitter pribadinya, bahwa mencuci hidung dapat membersihkan virus dan bakteri yang terdapat di lubang hidung.

Cara Cuci Hidung Membersihkan Virus dan Bakteri di Lubang Hidung

Cara Cuci Hidung Dengan NaCl 0.9% dan spuit 10cc Yang Bisa Teman-teman Lakukan Setelah Aktifitas Seharian di luar rumah. Teman juga bisa menggunakan air larutan garam 1% tapi garam non yodium atau garam kasar pic.twitter.com/TYYXz7Yblb— Ki Samber Edan #IkhlasSabarSadar (@mbahndi) June 26, 2021

Selain mendemonstrasikan proses mencuci hidung, dr. Andri juga menuliskan bahwa cara mencuci hidung ini bisa dilakukan dengan cairan NaCl 0,9 persen dan alat suntik sekali pakai (Spuit 10cc). Selain itu, cairan NaCl 0,9 persen bisa diganti dengan larutan garam nonyodium atau garam kasar.

Dokter Andri juga mereferensikan tata cara mencuci hidung ini pada video dr. Rosa Putrie Anindya, spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) di Rumah Sakit Telogorejo, Jawa Tengah. Menurut deskripsi video dokter Rosa, mencuci hidung setiap hari berguna untuk mencegah berbagai macam penyakit, termasuk penyakit saluran napas. Tidak hanya itu, teknik yang aman dan dapat dilakukan di rumah ini juga dapat mengurangi keluhan peradangan hidung dan sinus.

Namun, baik video dr. Andri dan dr. Rosa tidak secara spesifik membahas mengenai hubungan cuci hidung dengan infeksi COVID-19.

Ada banyak komentar di media sosial yang muncul terkait proses cuci hidung ini, termasuk yang meragukan keefektifan proses ini untuk mencegah infeksi virus SARS‑CoV‑2 penyebab COVID-19. Terkait hal ini, ada warganet yang mereferensikan artikel berjudul “Benefits and Safety of Nasal Saline Irrigations in a Pandemic—Washing COVID-19 Away”, atau "Manfaat dan Keamanan Cuci Hidung Menggunakan Salin di Tengah Pandemi--Membasuh Hilang COVID-19". Artikel ini dimuat di JAMA Otolaryngol Head Neck Surg. pada Juli 2020.

Menurut artikel tersebut, virus SARS-CoV-2 merupakan virus yang jumlahnya sangat signifikan di mukosa hidung dan nesofaring di awal terjadinya penyakit. Hal ini sama dengan banyak infeksi virus pernapasan atas lain.

Artikel opini ini juga menyebutkan bahwa lapisan nasal dalam hidung memiliki peranan penting dalam sistem imun bawaan seseorang, sebab lapisan ini memberikan pertahanan primer terhadap virus, bakteri, dan partikel lain yang dihirup seseorang. Lapisan ini terdiri dari lapisan mukosa di atas lapisan dasar cair, yang juga "menjebak" partikel yang dihirup. Cuci hidung dapat membantu menghilangkan mukus, atau cairan lengket tebal, serta partikel lain yang terkait dari hidung.

Lebih jauh lagi, penulis artikel menyatakan bahwa larutan garam hipertonik, yang artinya larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi, kemungkinan bisa meredakan gejala infeksi di hidung. Cairan hipertonik memiliki perbandingan berat dan volume (wt/vol) yang lebih dari 0,9 persen. Sementara itu, menurut artikel itu, zat aditif lain seperti povidone-iodine, dapat membantu menghilangkan partikel virus di dalam rongga hidung dan nasofaring sebelum infeksi aktif, atau virus yang sudah menyebar ke dinding-dinding tenggorokan atas hingga bagian tubuh lainnya.

Namun, artikel itu juga menyebutkan bahwa belum jelas apakah cuci hidung dengan larutan garam ini bisa memberikan efek mitigasi virus atau sebaliknya memiliki efek potensiasi pada penularan virus.

Seperti yang juga dijelaskan dr. Basti Andriyoko, Pokja Molekuler dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn), melalui lembaga pemeriksa fakta Kompas.com, tujuan membilas hidung dengan cairan infus adalah menghilangkan kotoran di hidung, seperti lendir atau kotoran hidung yang padat.

"Bilas hidung kalau yang dilakukan orang awam, itu tentunya bukan bilas hidung yang dalam ya. Jadi tentunya hanya sampai depan hidung. Mungkin terhisap sedikit sampai tengah, lalu dikeluarkan lagi," terang Basti pada Jumat (21/5/2021) kepada Kompas.com.

Kemudian, Basti juga menjelaskan terkait swab COVID-19 melalui hidung, itu merupakan tes yang mengambil sampel dari nasofaring atau sampai ke bagian belakang hidung (tenggorokan bagian atas).

Basti juga menjelaskan bahwa tes swab COVID-19 yang selama ini dilakukan, tujuannya bukan untuk mengambil sampel dari kotoran lendir hidung yang bisa dibersihkan dengan NaCl. Menurut Basti, "Tujuan utamanya swab nasofaring kenapa sampai belakang, itu mengambil sel epitel yang ada di dinding tenggorokan atas tadi."

Sel epitel itulah yang bisa membuktikan apakah seseorang terjangkit COVID-19 atau tidak, karena virus masuk melalui sel-sel.

Hal serupa juga disampaikan dr. Rangga Saleh melalui penjelasan lewat akun Twitternya. Menurutnya, beberapa manfaat dari proses ini adalah membersihkan rongga hidung dan sinus. Kemudian, mengurangi kuman patogen yang menempel pada selaput lendir, juga meningkatkan imunitas lokal pada dinding rongga hidung.

Ia melanjutkan, cuci hidung dianjurkan untuk penderita rhinosinusitis maupun rhinitis, tapi juga dianjurkan untuk dilakukan oleh orang yang sehat. Rhinosinusitis adalah peradangan yang mengenai mukosa rongga hidung dan sinus paranasal, dengan terjadinya pembentukan cairan atau adanya kerusakan pada tulang di bawahnya. Sedangkan, rhinitis adalah peradangan atau iritasi di lapisan dalam hidung, yang ditandai dengan gejala berupa pilek, hidung tersumbat, dan bersin-bersin.

Sementara itu, menurut dr. Rangga, peran cuci hidung pada penderita COVID-19 di antaranya dapat mengurangi gejala hidung tersumbat, pilek, dan gangguan penciuman (anosmia). Kemudian, proses ini juga dapat meningkatkan kekebalan lokal pada rongga hidung.

Perlu diperhatikan, cuci hidung tidak bertujuan untuk membuat hasil swab menjadi negatif, tujuan utamanya adalah meredakan gejala pada saluran napas atas.

Cuci hidung dengan larutan NaCl tentunya bukan berfungsi sebagai antivirus atau antimikroba. Namun demikian, cuci hidung dengan NaCl bisa membantu proses pembersihan mukus dan fungsi silia selaput lendir hidung supaya pertahanan hidung terhadap virus atau bakteri bisa lebih baik.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, teknik cuci hidung dapat dilakukan untuk mengeluarkan bakteri/virus sebelum menginfeksi sel selaput lendir hidung, atau sampai pada bagian depan hidung saja. Selain itu, tujuan utamanya adalah meredakan gejala pada saluran napas atas. Proses ini tidak akan mengubah hasil tes swab, sebab tes swab sendiri mengambil sampel ke bagian atas tenggorokan (belakang hidung). Dengan demikian, klaim yang disampaikan akun tersebut di Facebook bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Baca juga artikel terkait HIDUNG atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Farida Susanty