tirto.id - Angkatan Laut Cina telah mempersiapkan latihan angkatan laut di Laut Cina Selatan mulai Senin, (12/09/2016) besok di perairan Guangdong, Cina. Latihan tersebut akan melibatkan militer Rusia dan berlangsung selama delapan hari.
Latihan militer Cina-Rusia terjadi di tengah-tengah situasi Laut Cina Selatan yang memanas pascakeputusan pengadilan arbitrase di Den Haag pada Juli yang menyatakan Cina tidak memiliki sejarah atas wilayah perairan tersebut.
China menyangkal keputusan itu dan menolak terlibat dalam perkara tersebut. Di sisi lain, Cina juga tengah disoroti akibat kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya di wilayah tersebut.
Laman resmi angkatan laut Cina menyatakan, pihaknya akan mengutus sejumlah kapal permukaan, kapal selam, pesawat, helikopter dan marinir dalam latihan bertajuk “Pelatihan Laut Gabungan 2016” itu.
Kedua negara itu akan menjalankan sejumlah operasi pertahanan, penyelamatan dan anti-kapal selam, begitu pula dengan "perebutan pulau" dan sejumlah kegiatan lainnya, tambahnya.
China mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan latihan angkatan laut "rutin" pada Juli, mengatakan bahwa latihan itu ditujukan untuk memperkuat kerjasama dan bukan diarahkan kepada negara lainnya.
Sementara itu, seorang duta khusus Amerika Serikat untuk Korea Utara menegaskan bahwa negaranya bisa mengeluarkan sanksi kepada Korea Utara pascaujicoba nuklir yang dilakukan negara itu dua hari lalu.
"Sebagai tambahan dalam langkah Dewan keamanan, Amerika Serikat dan Jepang, bersama dengan Republik Korea akan melihat adanya langkah unilateral, begitu pula terhadap langkah-langkah bilateral, dan jika memungkinkan, juga termasuk kerjasama trilateral," ujar Sing Kim, duta tersebut, yang mengacu kepada nama resmi Korea Selatan.
Sejumlah rincian sanksi unilateral Amerika Serikat belum diputuskan, Kim mengatakan, berbicara kepada para wartawan setelah menemui para pejabat kementerian luar negeri Jepang.
“Namun baik Amerika Serikat dan Jepang memandang "luasnya kemungkinan, dalam hal sejumlah sanksi unilateral tambahan yang dapat diberlakukan," tambahnya.
Dewan Keamanan PBB mencela keputusan Korea Utara untuk melancarkan uji coba itu dan mengatakan bahwa mereka akan mulai bekerja untuk menyusun sebuah resolusi.
Amerika Serikat, Inggris dan Perancis mendorong badan beranggotakan 15 negara itu untuk memberlakukan sejumlah sanksi baru.
"Kami akan bekerjasama dalam Dewan Keamanan dan lainnya untuk mengeluarkan langkah terbesar terhadap kegiatan terbaru Korea Utara," ujar Kim.
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra