tirto.id - Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan keprihatinannya terhadap aktivitas Korea Utara baru-baru ini terkait ancaman nuklir dan rudal. Ia menyatakan hal tersebut dalam konferensi pers sehari setelah Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara menyatakan bahwa Pyongyang akan melakukan tes rudal setiap minggu. Tak hanya itu, Korea Utara juga mengancam Amerika Serikat.
Dalam kesempatan yang sama, juru bicara Cina Lu Kang mendukung pernyataan AS tentang isu Korea Utara.
“Amerika secara resmi telah membuat pernyataan yang positif dan konstruktif, seperti apapun cara damai yang mungkin mereka lakukan untuk memecahkan masalah nuklir di Semenanjung Korea. Ini menunjukkan arahan yang kami percaya benar dan harus dipatuhi,” kata Lu, seperti diberitakan CNN.
Menteri Luar Negeri Korea Utara Han Song-ryol angkat bicara mengenai hal ini dalam sebuah wawancara dengan BBC. “Jika AS cukup ceroboh untuk menggunakan aksi militer, maka sejak saat itu terjadi perang besar-besaran,” kata Han.
Pernyataan tersebut, menurut juru bicara Menteri Luar Negeri Cina, tidak memperbaiki kondisi saat ini.
“Cina dengan tegas menentang pernyataan atau aksi yang akan meningkatkan ketegangan dan permusuhan,” kata Lu.
Sementara, Presiden AS Donald Trump telah meminta Cina untuk mengendalikan Korea Utara. Permintaan tersebut bisa menurunkan hubungan Cina-AS dalam hal perdagangan dan isu lain. Cina juga mencegah Korea Utara memiliki kekuatan nuklir penuh, yang tentu saja akan mencegah perang di perbatasan selatan. Jika terjadi perang, maka jutaan pengungsi diprediksi akan membanjiri Cina dan membuat tentara AS akan datang ke perbatasan Cina.
Sebelumnya, di bulan Maret 2017, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi meminta AS dan Korea Utara melakukan sesuatu untuk mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea. AS, bersama dengan Korea Selatan harus mengadakan latihan militer tahunan menentang Korea Utara, dengan imbalan Pyongyang menghentikan program nuklir mereka.
Sejak pernyataan itu dikeluarkan, Korea Utara tetap melanjutkan uji rudal, termasuk meluncurkan salah satunya pada awal April lalu, sesaat sebelum Trump bertemu dengan Presiden Cina, Xi Jinping. Setelah peristiwa tersebut, Korea Utara menyatakan akan mengadakan parade milter besar-besaran dan melakukan uji senjata nuklir kapan pun.
Sementara itu, AS telah melakukan latihan pertahanan rudal bersama tentara Korea Selatan dan Jepang. AS juga mengirim pasukan F-35 terbaiknya untuk berlatih di Korea Selatan. Selain itu, pada Kamis ini (20/4/2017) AS juga memulai Max Thunder, yang merupakan latihan terbang militer terbesar kedua yang dilakukan AS dan Korea Selatan.
Pentagon juga telah mengirim kapal induk USS Carl Vinson ke Semenanjung Korea. Ketika ditanya mengenai kapal Vinson yang dikirim Rabu kemarin (19/4/2017), Lu Kang memastikan pihaknya mempertahankan hubungan dengan AS.
“Dalam situasi ini, kami melakukan kontak dengan AS,” kata Lu.
Lebih jelas lagi, mengenai uji nuklir dan rudal Korea Utara, Lu mengatakan, posisi mereka jelas, menentang tindakan tersebut.
“Secara jelas, tegas, dan konsisten, Cina menentang kekuatan nuklir Korea Utara,” kata Lu.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra