tirto.id - CEO Bukalapak Achmad Zaky bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta pada Sabtu (16/2/2019). Pertemuan tersebut berlangsung sejak pukul 10.45 WIB, Sabtu pagi. Saat menemui Zaky, Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.
Usai pertemuan tersebut, Zaky mengaku menyampaikan permintaan maaf kepada Jokowi soal twitnya mengenai anggaran riset Indonesia pada beberapa hari lalu yang viral dan memicu keributan di media sosial.
"Secara pribadi saya menyampaikan maaf kepada Bapak [Jokowi] dan meluruskan juga [twit] yang kemarin itu," kata Zaky kepada wartawan usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta seperti dikutip Antara.
Zaky juga menyampaikan terima kasih kepada Jokowi yang sudah meluangkan waktu untuk bertemu dengannya secara pribadi. Dia menjelaskan sebagian isi percakapannya dengan Jokowi.
"Saya mengapresiasi langkah Presiden, tadi kami diskusi banyak mengenai rancangan pemerintah untuk membuat supaya Indonesia maju. Saya apresiasi apa yang dilakukan pemerintah dan pemerintah sudah punya plan membuat Indonesia maju berbasis inovasi," kata dia.
Menurut Zaky, Bukalapak mendukung langkah pemerintah melalui pengembangan pusat riset di Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Medan. "Mudah-mudahan kita bisa kolaborasi. Semangatnya membuat Indonesia maju berbasis riset inovasi SDM berkualitas. Itu yang kami sepakati," ujar dia.
Mengenai frasa "presiden baru" dalam twitnya, Zaky mengatakan sudah menyampaikan klarifikasi soal hal itu kepada publik dan juga Jokowi.
"Waktu nge-tweet, saya sudah tweet sebelumnya. Cuma di Twitter, kalau sudah viral susah dikendalikan. Bahkan Pak Jokowi masuk tadi, saya sudah sampaikan permintaan maaf," kata dia.
Pertemuan tersebut digelar tidak lama usai satu twit Zaky viral dan menarik perhatian banyak warganet. Zaky menulis twit pada 13 Februari 2019 pukul 22.25, di Twitternya, @achmadzaky: “Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD): 1. US 511B; 2. China 451B; 3. Jepang 165B; 4. Jerman 118B; 5. Korea 91B; 11. Taiwan 33B; 14. Australia 23B; 24. Malaysia 10B; 25. Spore 10B; 43. Indonesia 2B. Mudah2an presiden baru bisa naikin.”
Kalimat terakhir memicu keributan di media sosial: "mudah-mudahan presiden baru naikin [anggaran riset dan pengembangan]." Twit itu membuat banyak warganet menilai Zaky 'menyerang' Jokowi. Frasa 'presiden baru' diartikan sebagai dukungan terhadap lawan Jokowi di Pilpres 2019: Prabowo Subianto.
Twit Zaky itu kemudian memicu kemunculan gerakan #UninstallBukalapak yang trending di Twitter. Hingga Jumat (15/2/2019) pukul 12.00, cuitan #uninstallbukalapak mencapai 64,1 ribu dan menjadi tren teratas di Twitter. Di posisi kedua terdapat #uninstalljokowi yang mencapai 17 ribu cuitan.
Zaky sebenarnya sudah meminta maaf atas twitnya itu yang sudah dihapus itu. Melalui akun twitternya, dia meminta maaf dan menyatakan twit itu tidak bermaksud mendukung atau tidak mendukung calon presiden tertentu, melainkan ajakan untuk membangun Indonesia melalui riset.
"Saya, Achmad Zaky selaku pribadi dan sebagai salah satu pendiri Bukalapak, dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pernyataan yang saya sampaikan di media sosial. Saya sangat menyesali kekhilafan tindakan saya yang tidak bijaksana tersebut dan kiranya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya," kata dia.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH