Menuju konten utama

Cegah Skimming, BI Minta BRI Segera Migrasi Pakai Teknologi Chip

Bank Indonesia meminta semua bank, khususnya BRI, mempercepat migrasi ke penggunaan teknologi chip pada ATM.

Cegah Skimming, BI Minta BRI Segera Migrasi Pakai Teknologi Chip
(Ilustrasi) Galeri ATM BRI. Foto/Istimewa

tirto.id - Bank Indonesia (BI) meminta PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) mempercepat migrasi kartu ATM (Debit) dari menggunakan pita magnetik (magnetic stripe) ke teknologi chip. Menurut Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto, teknologi Chip memiliki standar keamanan lebih tinggi.

"Kita sudah (panggil). Kita minta BRI percepat migrasi ke chip," kata Erwin pada Jumat (16/3/2018) seperti dikutip Antara.

Permintaan serupa, menurut Erwin juga disampaikan oleh BI ke semua bank lain. Sebab, menurut dia, kasus skimming data nasabah BRI melalui kartu debit di Kediri harus menjadi pelajaran. Semua bank perlu terus memutakhirkan standar teknologi keamanan dalam layanan sistem pembayarannya.

Erwin menjelaskan, berdasarkan keterangan BRI, kasus skimming tersebut terjadi pada nasabah Simpedes BRI yang menggunakan kartu debit dengan ketentuan saldo di bawah Rp5 juta. Kartu debit dengan saldo tersebut memang masih diperbolehkan menggunakan pita magnetik.

"BRI sudah berkomitmen untuk menyelesaikan masalah tersebut. BI concern dengan kasus di sistem pembayaran ini," ujar Erwin.

Kartu ATM pengguna teknologi pita magnetik memang rentan menjadi sasaran aksi skimming di banyak negara. Teknologi chip menjadi salah satu solusi pencegahan sebab lebih sulit digandakan. Tapi, penerapan teknologi chip memerlukan biaya investasi lebih mahal.

Melalui Surat Edaran Bank Indonesia No.17/52/DKSP, BI telah mewajibkan kartu debit yang terbit sejak 30 Juni 2017 dilengkapi standar nasional chip. Sedangkan kartu ATM, yang sebelum tenggat itu sudah beredar, ditargetkan paling lambat memakai teknologi chip, pada 31 Desember 2018.

Tahun ini, BI menargetkan minimal 30 persen dari total kartu ATM dan debit sudah menggunakan chip dan PIN online enam digit. BI baru menargetkan, pada 31 Desember 2021, 100 persen kartu ATM dan Debit yang beredar telah menggunakan teknologi chip dan PIN online enam digit.

Erwin Rijanto juga memastikan BRI telah menjamin akan menuntaskan kasus dugaan skimming yang menyasar nasabahnya sebagai korban, terutama dari Kediri. Bila terbukti modus yang digunakan adalah skimming, BRI akan mengganti keseluruhan dana nasabah yang hilang.

BI meminta komitmen BRI untuk menuntaskan kasus penyadapan data tersebut, dan meningkatkan keamanan dalam sistem pembayaran untuk perlindungan konsumen.

Polda Jatim mencatat, sampai 14 Maret 2017, ada 87 nasabah BRI yang melapor bahwa saldo pada rekeningnya telah berkurang secara misterius. Sebanyak 33 orang diantaranya tercatat sebagai nasabah BRI Unit Ngadiluwih dan 54 orang nasabah dari BRI Unit Purwokerto. Kedua unit itu ada di Kecamatan Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur.

"Korban nasabah BRI ini tiba-tiba menerima pesan singkat yang menginformasikan saldonya berkurang antara Rp500 ribu hingga 10 juta. Padahal mereka sama sekali tidak melakukan transaksi," kata Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera.

Baca juga artikel terkait SKIMMING ATM

tirto.id - Teknologi
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom