tirto.id - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berpesan kepada para guru agar agar terus memperhatikan perkembangan anak didik.
Ia juga meminta para guru untuk menyediakan sesi khusus untuk mengobrol langsung dan terbuka dengan anak didiknya setiap hari.
Melalui hal ini, Heru menyatakan, sekaligus dapat memastikan implementasi Kartu Jakarta Pintar (KJP) oleh para siswa agar tepat guna dan sasaran.
“Simpel saja saya minta, kita kan ada KJP, pastikan itu sampai kepada mereka. Bagaimana caranya, (luangkan) 5 menit bagi setiap guru di setiap kelas setiap hari panggil anak murid, minta mereka cerita apa saja,” kata Heru di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, pada Jumat (5/5/2023).
Selain itu, Heru berpendapat bahwa hal ini perlu dilakukan untuk menambah keterbukaan dan meminimalisir penyalahgunaan fasilitas yang seharusnya dipakai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.
“Tantangan guru termasuk tantangan kita adalah adanya diskusi diam-diam. Untuk itu saya akan keliling sekolah-sekolah mulai Senin. Anak sekolah bawa hp pas di sekolah itu yang perlu diwaspadai. Jangan sampai dia melihat hal yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran,” ujar Heru.
Heru turut mengimbau kepada seluruh guru untuk meningkatkan kapasitasnya di tengah kemajuan teknologi sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan lancar.
“Guru tidak bisa digantikan dengan siapapun, bahkan oleh robot sekalipun. Karena pertemuan tatap muka, tatap mata itu sangat penting,” kata Heru.
Peran guru, Heru berujar, penting bagi keberlangsungan proses belajar mengajar dengan berinteraksi langsung dan mengakomodir kebutuhan anak didiknya yang disesuaikan dengan kemampuan.
“Dengan itu kita bisa melihat anak didik kita, apakah dia sehat, apakah kemampuannya sama,” ungkap Heru.
Heru menilai Banyak metode yang bisa diterapkan para guru terhadap anak didik agar dapat bertujuan memantau tumbuh kembang mereka di sekolah.
“Ke depan khususnya di DKI, lebih perlu perhatian terhadap anak didik kita, kenapa kita harus mendukung konsep zonasi. Konsep itu ada bagus, ada tidaknya, anak didik kita akan tercampur dengan status dan kemampuan yang berbeda,” kata Heru.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Restu Diantina Putri