Menuju konten utama

Cara Kerja Lie Detector Alat Pendeteksi Kebohongan dan Akurasinya

Bagaimana cara kerja lie detector dan tingkat akurasinya?

Cara Kerja Lie Detector Alat Pendeteksi Kebohongan dan Akurasinya
lIlustrasi Lie Detector. foto/istockphoto

tirto.id - Lie detector adalah alat pendeteksi kebohongan atau sering juga disebut dengan poligraf, sebuah instrumen untuk merekam fenomena fisiologis seperti tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan saat seseorang menjawab pertanyaan.

Data yang dihasilkan dari alat tersebut kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat penilaian apakah subjek berbohong atau tidak.

Poligraf digunakan dalam interogasi dan investigasi polisi sejak tahun 1924, pendeteksi kebohongan masih kontroversial di kalangan psikolog dan tidak selalu dapat diterima secara hukum, demikian sebagaimana dilaporkan Britannica.

Asep Ridwan, 2011 dalam studinya menemukan hasil bahwa akurasi hasil poligraf, jika dipersentasekan mencapai 90 persen. Ini mengindikasikan bahwa poligraf cukup efektif digunakan dalam upaya pembuktian dan penyelesaian perkara.

Akan tetapi, pada dasarnya tingkat keakurasian tersebut tidak bergantung pada alat semata. Penentunya justru terletak pada orang yang menggunakannya (pemeriksa/examiner). Pengalaman dan ketajaman analisis dari examiner menjadi faktor penentu utama keberhasilan penggunaan poligraf.

Dr. Bob Lee seorang penguji poligraf menjelaskan bahwa uji kebohongan dengan poligraf dirancang untuk mencari respons tak sadar yang signifikan terjadi dalam tubuh seseorang ketika orang tersebut mengalami stres, seperti stres yang terkait dengan kebohongan.

Uji ini tidak dapat secara khusus mendeteksi apakah seseorang berbohong.

Cara Kerja Lie Detector

Berikut penjelasan cara kerja alat pendeteksi kebohongan berdasarkan aktivitas fisiologis yang dipantaunya menurut How Stuff Work.

Laju pernapasan

Dua pneumograf dan tabung karet berisi udara, ditempatkan di sekitar dada dan perut subjek uji. Ketika otot dada atau perut mengembang, udara di dalam tabung dipindahkan. Dalam poligraf analog, udara yang dipindahkan bekerja pada bellow, perangkat seperti akordeon yang berkontraksi ketika tabung mengembang.

Bellow ini dilekatkan pada lengan mekanis, yang terhubung ke pena berisi tinta yang membuat tanda di kertas gulir saat subjek menarik napas. Poligraf digital tidak menggunakan pneumograf, tetapi menggunakan transduser untuk mengubah energi udara yang dipindahkan menjadi sinyal elektronik.

Tekanan darah/denyut jantung

Sebuah manset tekanan darah ditempatkan di sekitar lengan atas subjek. Pipa mengalir dari manset ke poligraf. Saat darah dipompa melalui lengan, itu akan menghasilkan suara, perubahan tekanan yang disebabkan oleh suara menggantikan udara dalam tabung, yang terhubung ke bellow, kemudian menggerakkan pena. Dalam poligraf digital, sinyal ini diubah menjadi sinyal listrik oleh transduser.

Galvanic skin resistance (GSR)

Cara kerja alat ini disebut juga dengan aktivitas elektro-dermal. Ini menggunakan ukuran keringat di ujung jari subjek uji. Ujung jari adalah salah satu area yang paling mudah untuk menghasilkan keringat. Idenya adalah bahwa seseorang lebih banyak berkeringat ketika kita berada di bawah tekanan.

Pelat jari, yang disebut galvanometer, dipasang pada dua jari subjek. Pelat ini mengukur kemampuan kulit untuk menghantarkan listrik. Saat kulit terhidrasi (seperti halnya keringat), kulit lebih mudah menghantarkan listrik daripada saat kering.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra