tirto.id - Menyimpan data perlu dilakukan secara aman untuk menghindari penyalahgunaan data oleh orang lain.
Salah satu fungsi utama komputer--selain fungsi input, processing, dan output--terdapat fungsi storage. Menurut Sumber Belajar Kemendikbud, storage adalah fungsi komputer sebagai tempat penyimpan informasi. Informasi tersebut dapat berupa data pengguna maupun data instruksi.
Komputer atau laptop memiliki dua jenis memori, yaitu memori internal dan memori eksternal. Keduanya memiliki perbedaan mendasar terkait apa saja yang bisa disimpan dan sifat penyimpanannya.
Memori Internal
Pada memori internal--atau disebut pula memori utama--dipakai untuk menyimpan data atau program. Data disimpan dari peranti input sampai data dikirim ke arithmetic and logic unit (ALU) untuk diproses. Memori ini juga menyimpan hasil pemrosesan ALU sebelum diteruskan ke peranti output.
Memori internal dibagi menjadi read only memory (ROM) dan random access memory (ROM). ROM sering disebut BIOS yang merupakan memori untuk menyimpan program utama suatu sistem dan instruksi di dalamnya dijalankan oleh mikroprosesor saat dihidupkan. Sifat ROM adalah non-volatile atau data yang disimpan tidak mudah hilang saat catu daya dimatikan
ROM hanya bisa dibaca. Memori ini tidak dapat ditulis secara berulang-ulang.
Berbeda dengan RAM, jenis memori internal ini akan menyimpan data selama masih ada aliran catu daya. Begitu catu daya dimatikan, maka data yang tersimpan hilang. Oleh sebab itu, sifat dari RAM adalah volatile atau data mudah menghilang.
Memori Eksternal
Untuk menyimpan data dengan aman pada komputer atau laptop, diperlukan media penyimpanan eksternal. Memori eksternal adalah memori tambahan yang digunakan untuk menyimpan data atau program. Memori ini melakukan operasi penulisan, pembacaan, dan penyimpanan data di luar memori internal.
Contoh dari memori eksternal cukup banyak. Misalnya, harddisk, floppy disk, zip drive, flash disk, CD, hingga DVD. Kapasitas memori eksternal saat ini sudah menembus satuan terabyte (TB) dan sudah berkembang pula penyimpanan secara online dengan cloud storage.
Cara Menyimpan dan Mengamankan Data
Menyimpan hasil pekerjaan ke dalam media penyimpanan sebaiknya dilakukan secara aman. Tujuannya agar data tersebut tidak hilang jika sewaktu-waktu terjadi masalah pada media penyimpanannya.
Saat ini ragam media penyimpanan cukup banyak dan cukup disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak disarankan menyimpan data penting pada drive (seperti drive C) tempat terinstallnya sistem operasi, agar tidak hilang jika software sistem operasi bermasalah.
Media penyimpanan yang tepat untuk menyimpan data adalah memori eksternal. Mengutip modul Dunia di Ujung Jari (Kemdikbud, 2020), berikut cara menyimpan data yang aman:
1. Pastikan media penyimpanan diletakkan pada tempat yang aman. Dengan begitu data tidak mudah dijangkau oleh orang lain dan disalahgunakan.
2. Hindari menyimpan data di folder My Document. Folder ini ada di drive C. Jika software sistem operasi rusak, data yang tersimpan di folder ini akan hilang sewaktu dilakukan penginstalan ulang.
3. Pisahkan antara file penting dengan file biasa. Hal ini untuk mengamankan data agar terhindar dari penghapusan yang tidak disengaja.
4. Hindari menyimpan menggunakan sistem folder labirin.
5. Sembunyikan file untuk berkas yang bersifat privasi.
6. Pada data penting dapat disimpan dalam bentuk Rar atau Zip yang dilengkapi password.
7. Lakukan penguncian drive memakai Bitlocker bila diperlukan. Untuk membuka drive memerlukan password yang hanya diketahui diri sendiri.
8. Berikan password pada Windows. Cara ini untuk melakukan pencegahan data dan program dibuka orang lain.
9. Hapus history setelah selesai membuka file agar jejak digital di komputer tidak dapat dilacak orang lain yang memakai komputer sama.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Ibnu Azis