tirto.id - Canon baru saja mengumumkan pengembangan kamera mirrorless berkecepatan tinggi. Dinamakan EOS R3, produk ini akan menjadi kamera full frame pertama dengan sensor CMOS BSI (backside-illuminated) buatan Canon.
Ya, sensor yang dimaksud merupakan sensor garapan in-house. Perusahaan yang berbasis di Jepang ini menjanjikan sensor itu mampu membuat kamera membaca dengan cepat saat melakukan pemotretan.
Dikutip dari Engadget, R3 dapat merekam 30 fps (frames per second) di mode electronic shutter dengan pengaktifan autofocus dan pelacakan auto-exposure. Canon menambahkan, R3 juga akan mampu melakukan itu dengan distorsi yang minim.
Tentu saja, kecepatan perekaman dalam mode continuous bisa berkurang tergantung lensa yang dipakai dan kondisi pemotretan. Dengan kecepatan frame per detik tersebut, R3 cocok bagi pengguna yang memotret untuk berita atau olahraga.
Kendati spesifikasi kunci lainnya masih belum diumumkan termasuk resolusi sensor, namun ada beberapa fitur lain yang sudah bisa ditilik. Salah satunya adalah autofocus "Eye Control" yang membuat pengguna bisa mengatur titik AF hanya dengan memakai mata melalui jendela bidik (viewfinder).
Adapun tujuan pembuatan fitur ini, yakni untuk mengurangi waktu mendapatkan fokus dalam situasi yang bergerak cepat. Kemudian dari segi bodi, desain R3 terinspirasi dari seri EOS 1D. Alhasil kamera ini juga memiliki grip besar baik untuk mode landscape maupun portrait.
Daya tahannya terutama dalam melawan debu dan air juga serupa dengan yang dimiliki seri DLSR level pro 1D. Adapun informasi untuk harga dan ketersediannya masih belum dikeluarkan.
Bersamaan dengan pengumuman pengembangan R3, Canon turut mengenalkan lensa telefoto baru untuk mount RF yakni RF 400mm f/2.8L IS USM dan RF 600mm f/4 L IS USM.
“Pengembangan Canon EOS R3 dan peluncuran lensa-lensa RF baru adalah bentuk komitmen Canon pada pembuat konten foto, dan video profesional," ujar Tatsuro “Tony” Kano, Executive Vice President and General Manager, Imaging Technologies and Communications Group, Canon U.S.A. seperti dikutip dari Peta Pixel.
Penulis: Shanti Dwi Jayanti
Editor: Alexander Haryanto