tirto.id - Bertepatan dengan ulang tahunnya ke-9, PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ) resmi berganti nama menjadi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Keputusan perubahan nama tersebut disepakati dalam rapat pemegang saham pada 7 September 2017 dan hasilnya telah resmi dicatat dalam Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia nomor AHU-0019228.AH.01.02 tanggal 19 September 2017.
Direktur Utama PT KCI Muhammad Nurul Fadhila mengatakan, perubahan nama dan logo perusahaan itu berkaitan dengan perluasan cakupan wilayah kereta commuter line ke daerah di luar Jabodetabek seperti Rangkas Bitung dan Cikarang.
"Kita juga ingin menghilangkan batasan dari nama supaya jangan jadi rancu misalnya kalau KRL Jabodetabek beroperasi di Solo kan enggak enak juga," ungkapnya di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2017).
Dengan berubahnya nama perusahaan, ia juga mengaku siap jika ke depannya pemerintah mempercayakan PT KCI untuk terlibat dalam pengembangan infrastruktur transportasi massal.
“Karena memang sampai saat ini kamilah yang terbesar dalam mengoperasikan transportasi massa berbasis rel, dan kami pun siap,” ungkap Nurul Fadhila.
Ia mengungkapkan, pertumbuhan penumpang KRL telah mengalami lonjakan cukup drastis pada 2017. Setiap hari, rata-rata ada 960.109 orang yang menggunakan commuter line di seputar Jabodetabek. Jumlah tersebut meningkat 122 persen dibandingkan tahun 2013 yang hanya mencapai 431.886 orang setiap harinya.
Untuk mengimbangi pertumbuhan jumlah penumpang, kata Fadhila, KCI melakukan penambahan gerbong kereta dari rangkaian delapan menjadi rangkaian sepuluh dan dua belas.
"Kereta ke Cikarang kita tambahkan 30 perjalanan per hari. Rangkaian keretanya transformasi 8, 10, dan 12. Itu ambil dari perpanjangan rangkaian dari Bekasi. Terus ada tambahan rangkaian baru," katanya menjelaskan.
Selain itu, KCI juga akan mengubah sistem pembelian tiket konvensional untuk mempercepat proses masuk penumpang ke peron stasiun. Hal itu dilakukan dengan mendatangkan mesin-mesin pembelian tiket otomatis di seluruh stasiun kereta commuter line.
"Kalau sistem komitmen kami untuk terus meng-upgrade, itu nggak ada tawar-tawaran. Dan itu akan menjadi media edukasi baru buat seluruh masyarakat karena kita juga secara bertahap dan konsisten menutupi loket-loket konvensional," ujarnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari