Menuju konten utama

Cadangan Devisa Indonesia Naik Jadi $116,4 Miliar

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2016 tercatat sebesar $116,4 miliar atau $4,9 miliar dibandingkan kondisi pada November lalu. 

Cadangan Devisa Indonesia Naik Jadi $116,4 Miliar
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara (kiri) bersama Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (15/12). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, Bank Indonesia (BI), Tirta Segara menyatakan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2016 tercatat sebesar $116,4 miliar.

Nilai itu lebih tinggi dibandingkan dengan posisi cadangan devisa negara pada akhir November 2016 yang hanya mencapai $111,5 miliar. Artinya terdapat kenaikan sebanyak $4,9 miliar.

“Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh penerimaan cadangan devisa, yang berasal dari penerbitan global bonds (surat utang global), penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, penerimaan pajak dan devisa migas, yang jumlahnya melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI (Surat Berharga Bank Indonesia) valas jatuh tempo,” kata Tirta dalam siaran pers tertulisnya yang dirilis pada Senin (9/1/2017).

Dia menambahkan cadangan devisa pada akhir Desember 2016 tersebut cukup untuk membiayai 8,8 bulan impor. Jumlah cadangan devisa itu juga bisa dimanfaatkan untuk membiayai 8,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

“(Nilainya) berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” kata Tirta.

Pada akhir November 2016 lalu, posisi cadangan devisa Indonesia sempat merosot karena tercatat lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Oktober 2016 yang sebesar $115,0 miliar.

Menurut Direktur Departemen Komunikasi BI, Arbonas Hutabarat, penurunan itu disebabkan oleh kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.

Pihak BI sudah memperkirakan penurunan itu bersifat temporer saja karena ada optimisme terhadap perekonomian domestik, kinerja ekspor yang membaik, dan perkembangan kondisi pasar keuangan global yang kembali kondusif.

Dia juga menyatakan posisi cadangan devisa di akhir November 2016 tersebut cukup untuk membiayai 8,5 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Baca juga artikel terkait CADANGAN DEVISA atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hard news
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom