tirto.id - Pelatih tunggal putri pelatnas PBSI, Minarti Timur, bicara tentang peluang anak didiknya yang akan terjun di Kejuaraan Dunia Badminton 2019, Fitriani dan Gregoria Mariska Tunjung. Menurut Minarti, Georgia dapat menembus 16 besar dalam turnamen yang akan digelar pada 19-25 Agustus 2019 di Basel, Swiss.
Hasil drawing tunggal putri Kejuaraan Dunia 2019 memperlihatkan jika Gregoria yang peringkat 16 dunia tersebut mendapat bye untuk putaran pertama (babak 64 besar). Ia diproyeksikan bertemu wakil Thailand, Busanan Ongbamrungphan di babak 32 besar.
Jika sanggup melewati hadangan Busanan, Gregoria kemungkinan besar bakal menghadapi pemain Thailand lainnya, yakni unggulan ke-7 Ratchanok Intanon. Tunggal putri Thailand pemegang gelar Juara Dunia 2013 tersebut memang menjadi momok menakutkan bagi Gregoria. Pasalnya dari 5 kali pertemuan, Gregoria belum pernah sekalipun sanggup menaklukkan Intanon.
“Peluang tetap ada. Kalau lihat dari draw bisa untuk Gregoria ke 16 besar, tapi habis itu ketemu Ratchanok. Dengan Ratchanok sudah lima kali kalah. Ratchanok menurut saya sudah matang dan bolanya nyusahin,” ujar Minarti Timur, seperti dikutip dari laman PBSI.
Di lain pihak, tunggal putri Indonesia peringkat 27 dunia, Fitriani, akan menghadapi wakil Jerman, Yvonne Li, di putaran pertama (64 besar). Tantangan serius baru akan menghadang Fitriani jika ia mampu melangkah ke babak 32 besar, karena di sana telah menunggu unggulan ke-2 asal Taiwan, Tai Tzu Ying.
“Untuk tunggal putri menurut saya yang bolanya menyusahkan itu Ratchanok dan Tai Tzu Ying. Berapa kali bola-bola mereka susah untuk pemain Indonesia. Cuma tidak menutup kemungkinan untuk bisa menang. Peluang menang masih ada, 40:60. Kalau mau menang lawan mereka itu harus benar-benar tahan dan siap, harus benar-benar fokus,” tambah Minarti.
Di ajang BWF World Championships edisi 2018 lalu, baik Gregoria maupun Fitriani harus tersingkir di putaran kedua (32 besar). Fitriani takluk dari wakil India, PV Sindhu. Sementara Gregoria menyerah di tangan pemain Cina, Chen Yu Fei.
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Fitra Firdaus