tirto.id - Masa tugas Satgas Tinombala diperpanjang untuk menangkap kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang hingga kini masih aktif di kawasan Sulawesi Tengah.
"Operasi Tinombala diperpanjang tiga bulan ke depan. Harapannya agar berhasil menangkap Ali Kalora," kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta pada Kamis (11/7/2019).
Dedi mengklaim Satgas Tinombala telah menemukan titik koordinat keberadaan kelompok Ali Kalora. Namun, kata dia, Satgas Tinombala perlu waktu lebih lama untuk meringkus mereka.
Menurut Dedi, kelompok MIT juga kekurangan perbekalan logistik lantaran Satgas telah mengepung ruang gerak mereka.
Masyarakat di sekitar lokasi aktivitas MIT juga mulai paham kapan mereka turun gunung. Karena itu, setiap pergerakan orang mencurigakan yang terlihat oleh warga, kata Dedi, akan diinformasikan ke aparat intelijen. Selain itu, masyarakat juga mengenal buron yang asli Sulawesi maupun luar daerah.
Baku tembak antara kelompok MIT dengan Satgas Tinombala pernah terjadi di kawasan Pegunungan Salumarate, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Sulawesi Tengah pada 21 Maret 2019.
Baku tembak itu menewaskan 3 anggota MIT yakni Alhaji Kaliki alias Ibrahim, Jaka Ramadhan alias Ikrima dan Andi Muhammad alias Andi Abdullah alias Fadel.
Mereka merupakan anggota kelompok yang dipimpin oleh Qatar alias Farel. Kelompok ini memiliki 6 anggota. Mereka pecahan dari kelompok pimpinan Ali Kalora. Tiga anak buah Qatar masih buron.
Baku tembak tersebut terjadi ketika anggota MIT turun gunung ke pemukiman penduduk karena kekurangan logistik. Mereka membawa senjata dan kemudian mengancam warga agar memberikan logistik kebutuhan perbekalannya.
Baku tembak juga pernah terjadi pada 3 April 2019. Satu orang buron bernama Basir alias Ramzi tewas dalam peristiwa tersebut. Satgas juga meringkus Aditya alias Idad alias Kuasa.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom