tirto.id - Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ditetapkan status Darurat Bencana alam banjir. Banjir dilaporkan telah merendam pemukiman penduduk, fasilitas umum dan menghanyutkan banyak warga. Sejauh ini dikabarkan banjir mengakibatkan korban jiwa, 15 orang meninggal dunia dan puluhan lain dinyatakan hilang. Namun jumlah korban bisa terus bertambah.
"Kondisi Garut saat ini dalam status darurat bencana," kata Bupati Garut kepada Antara saat meninjau lokasi banjir di Garut, Rabu (21/9/2016).
Rudy menyampaikan bencana banjir disebabkan luapan air Sungai Cimanuk. Luapan banjir ini sampai ke pemukiman penduduk sekitar aliran sungai. Akibat banjir bandang itu rumah dan warga hanyut terbawa arus.
"Kami masih terus melakukan pencarian, jumlah korban bisa terus bertambah," katanya.
Ia mengungkapkan prihatin dengan bencana alam tersebut yang datang secara tiba-tiba melanda sejumlah daerah di kawasan perkotaan. Bahkan, Rudy prihatin saat banjir merendam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Slamet Garut ada seorang ibu hamil melahirkan di lorong rumah sakit.
"Ada ibu hamil melahirkan di lorong rumah sakit," katanya.
Sementara itu, tim evakuasi masih melakukan pencarian warga yang dilaporkan hilang dengan menyusuri sejumlah rumah dan aliran Sungai Cimanuk.
Kronologi Banjir Garut
Banjir bandang di Garut bermula dari hujan deras yang mengguyur pada Selasa (20/9/2016) Pukul 19.00 WIB. Hujan deras ini menyebabkan debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik secara cepat.
Pukul 20.00 WIB banjir terjadi hingga setinggi lutut kemudian sekitar jam 23.00 WIB banjir setinggi 1,5-2 meter. Saat ini sebagian banjir sudah surut.
"Ini menunjukkan kondisi hulu DAS Cimanuk sudah rusak dan kritis," ungkap Sutopo seperti dikutip dari Antara, Rabu (21/9/2016)
Di samping itu, dalam waktu yang hampir bersamaan terjadi longsor di Desa Cimareme, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada Selasa (20/9/2016) Pukul 22.00 WIB.
"Longsor menimbun dua unit rumah. Dua orang ditemukan tewas dan diduga dua orang masih tertimbun longsor. Pencarian korban masih dilakukan," tuturnya.
Sutopo menyatakan kebutuhan mendesak saat ini adalah dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat. Beras dan makanan diperlukan untuk penanganan pengungsi.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH