tirto.id - Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, curah hujan yang lebih tinggi dibanding sebelumnya akan melanda wilayah Jawa Timur. Menanggapi hal ini, Bupati Bojonegoro Suyoto melakukan upaya penanggulangan seraya meminta warganya untuk membuat wisata banjir.
Wisata banjir yang dicanangkan oleh Bupati Bojonegoro tersebut dapat dilakukan di sejumlah desa yang menjadi langganan banjir. “Kami minta semua desa yang daerahnya menjadi langganan banjir Bengawan Solo membuat konsep wisata banjir,” ujar Sutoyo seperti dikutip Antara, Rabu (26/10/2016).
Sutoyo mencontohkan Desa Ngringinrejo di Kecamatan Kalitidu yang memiliki lokasi wisata kebun belimbing, dapat menaikkan tiket masuk ketika banjir dengan melakukan sedikit improvisasi. “Kalau tidak banjir ongkos masuk memetik Rp 2.000 per orang, maka kalau banjir bisa dinaikkan,” kata Sutoyo seraya mencontohkan, warga sekitar dapat membuat konsep wisata memetik buah dengan naik perahu dikala banjir.
Ia juga menyebut sejumlah desa di Kecamatan Trucuk, Kecamatan Kasiman, dan Kecamatan lainnya untuk dapat membuat konsep wisata banjir sendiri-sendiri.
Lebih lanjut, Sutoyo menekankan agar kegiatan ekonomi warganya tetap berjalan meskipun banjir menghadang.
Selain menghadapi banjir, Sutoyo juga meminta warga Bojonegoro agar mewaspadai ancaman tanah longsor yang disebabkan curah hujan tinggi. “Di Bojonegoro sangat berpeluang terjadi tanah longsor,” kata Sutoyo.
Berdasarkan prakiraan BMKG Karangploso, Malang, Jawa Timur, curah hujan yang akan terjadi di daerah Bojonegoro cukup tinggi selama Oktober, November dan Desember. Sesuai data, curah hujan yang akan terjadi selama tiga bulan tersebut berkisar 450-550 mm. Curah hujan ini dinilai lebih tinggi dibandingkan 2008 yang mengakibatkan banjir besar Bengawan Solo.
Sutoyo menuturkan pada musim banjir tahun ini, pihaknya sudah meminta kepada Balai Besar Bengawan Solo di Solo untuk tidak melepaskan air Waduk Gajahmungkur dengan kapasitas air yang melebihi ketinggian tanggul di hilir, Jawa Timur. Pasalnya, pelepasan air Waduk Gajahmungkur menjadi penyebab banjir besar pada 2008 tersebut.