tirto.id - Kantor Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Kampung Tegalwaru, Desa Ciampea. Kecamatan Ciampea, Bogor, dibakar sekelompok orang tak dikenal pada Jumat (13/1/2017) dini hari.
Pembakaran tersebut diduga dipicu oleh isu penusukan terhadap anggota Front Pembela Islam (FPI) saat kedua massa bentrok usai pemeriksaan Rizieq Shihab di Mapolda Jawa Barat, Kamis (12/1/2017).
Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus menyatakan telah mengamankan 20 orang terduga pelaku perusakan dan pembakaran kantor GMBI.
"Polres Bogor telah mengamankan 20 orang terduga yang melakukan pembakaran dan pengrusakan untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan, penyidikan," kata Yusri seperti dikutip Antara, Jumat (13/1).
Kepolisian, lanjut dia, sebelumnya telah melakukan pengamanan dan penjagaan secara terbuka maupun tertutup di markas GMBI maupun di markas FPI.
"Sebelumnya telah melakukan imbauan dan negosiasi terhadap massa yang ingin mengetahui keberadaan markas GMBI, namun tidak bisa dihalau karena kalah jumlah," kata Yusri.
Dalam aksi serangan massa dan pembakaran tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, hanya kerugian kerusakan Sekretariat GMBI Bogor.
Polisi setempat masih melakukan penjagaan dan pengamanan di lokasi markas GMBI untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat.
GMBI selama ini diketahui kerap melakukan sejumlah aksi. Arsip berbagai media massa menyimpan aksi-aksi GMBI dalam berbagai bidang, dari kegiatan sosial sampai bentrokan. Nama GMBI mencuat saat melaporkan majalah Tempo dalam kasus "rekening gendut" anggota Polri pada Maret 2015 silam.
Menurut liputan Tempo, GMBI memiliki lini bisnis bernama CV Radel Khalishan Alamindo yang bergerak dalam pengolahan limbah. GMBI diketuai Fauzan Rachman.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH