Menuju konten utama

BNPB: Angka Bencana Turun, Tapi Jumlah Korban dan Kerusakan Naik

BNPB melaporkan sepanjang 2022 terjadi 3.544 bencana di Indonesia. Jumlah itu menurun dibandingkan 2021 dengan 5.402 kejadian bencana.

BNPB: Angka Bencana Turun, Tapi Jumlah Korban dan Kerusakan Naik
Warga melintasi area terdampak gempa di Sarampad, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (27/11/2022). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/tom.

tirto.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto melaporkan jumlah kejadian bencana di Indonesia pada 2022 mengalami penurunan dibandingkan 2021.

"Meski demikian dampak dari beberapa kali Kejadian gempa bumi mengakibatkan jumlah korban jiwa meninggal dan kerusakan rumah serta infrastruktur lebih besar dibandingkan dengan tahun 2021," kata Suharyanto dalam acara Rakornas BNPB 2023 di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Suhariyanto menyebutkan sepanjang 2022 terjadi 3.544 bencana di Indonesia. Angka itu terdiri dari 28 kejadian gempa bumi, satu erupsi gunung berapi, 1.531 banjir, 1.068 cuaca ekstrem, 634 tanah longsor, 252 karhutla, 26 gelombang pasang dan abrasi, dan 4 kasus kekeringan.

Sementara pada 2021 tercatat 5.402 kejadian bencana yang terdiri dari 24 gempa bumi, satu erupsi gunung merapi, 579 karhutla, 15 kekeringan, 1.794 banjir, 1.321 tanah longsor, 1.577 cuaca ekstrem serta 91 kejadian gelombang pasang dan abrasi.

BNPB mencatat hidrometeorologi basah seperti banjir masih mendominasi bencana di Indonesia. Akan tetapi pada 2023, BNPB mewaspadai bencana geologi karena memiliki dampak lebih signifikan.

"Selain itu, kami juga mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi kering yang mungkin mengalami peningkatan di tahun 2023 ini," kata Suharyanto.

Suharyanto mengatakan pemerintah belajar dari dampak gempa Cianjur dan Gempa Turki beberapa waktu lalu. BNPB akan mendorong penguatan struktur bangunan di fasilitas sosial, fasilitas pendidikan, fasilitas publik dan fasilitas kesehatan sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam Rakornas Kebencanaan 2022.

"Selain itu kami juga mendorong pemetaan sesar-sesar aktif darat yang belum teridentifikasi khususnya di kawasan padat penduduk Berdasarkan sejarah Kejadian gempa bumi di masa lalu," kata Suharyanto.

Baca juga artikel terkait DATA BENCANA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan