Menuju konten utama

BMKG: Waspada Dampak Siklon Tropis Teratai Malam Ini di Indonesia

Bibit Siklon Tropis yang berkembang menjadi Siklon Tropis Teratai terjadi per hari ini, yang diprediksi pukul 7 atau 8 malam.

BMKG: Waspada Dampak Siklon Tropis Teratai Malam Ini di Indonesia
Seorang pria melintas menggunakan payung saat hujan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id -

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan sistem Bibit Siklon Tropis (92S) mengalami peningkatan intensitas dalam 24 jam terakhir atau sejak 30 November kemarin.

Berdasarkan analisis hari ini, 1 Desember 2021, BMKG mengatakan Bibit Siklon 92S sudah berada di sekitar Samudera Hindia Barat daya Lampung tepatnya di 9.0 LS 103.0 BT.

Kepala BMKG, Dwikorita mengatakan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 30 Knot (56 km/jam) dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1.006 hPa. Lalu diprediksi kecepatan angin tersebut akan meningkat menjadi 35 Knot (65 km/jam) dalam 3 jam ke depan.

Sehingga sistem bibit siklon ini berpeluang tinggi terbentuk menjadi Siklon Tropis dengan nama yang sudah disiapkan oleh TCWC Jakarta yaitu Siklon Tropis "Teratai".

"Dengan arah pergerakan tenggara-selatan menjauhi wilayah Indonesia," kata Dwi Korita saat konferensi pers secara daring, Rabu (1/12/2021).

Dia mengatakan Bibit Siklon Tropis yang berkembang menjadi Siklon Tropis Teratai terjadi per hari ini, yang diprediksi pukul 7 atau 8 malam.

Akibat Siklon Tropis, terjadi dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia, yaitu hujan sedang hingga lebat selama 24 Jam ke depan.

Sejumlah daerah yang terdampak yaitu Aceh; Sumatera Utara; Sumatera Barat; Riau; Bengkulu; Lampung; Sumatera Selatan; Kep. Bangka; Belitung; Banten; Jawa Barat; Jawa Tengah; Sulawesi Utara; Maluku Utara; Papua Barat; dan Papua.

Selain itu, akibat Siklon Tropis diperkirakan dapat terjadi gelombang laut tinggi. Pertama, gelombang laut setinggi 1,25 - 2,5 meter terjadi di Perairan Selatan Kep. Anambas dan Natuna, Perairan Kep. Subi Serasan, Perairan Enggano - Bengkulu, Perairan selatan Jawa Barat hingga Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur, Perairan Selatan Kep. Sangihe, Laut Maluku bagian Selatan, Perairan Bitung - Kep. Sitaro, Laut Sulawesi bagian timur, Perairan barat dan timur Halmahera, dan Perairan utara Papua barat hingga Papua.

Kemudian setinggi 2,5 - 4 meter terjadi di Perairan utara Kep. Anambas dan Natuna, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan dan barat, Perairan selatan Banten, Samudera Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat, Perairan utara Kep. Sangihe, Perairan Kep. Talaud, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, dan Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua. Selanjutnya setinggi 4 - 6 meter terjadi di Laut Natuna Utara.

Baca juga artikel terkait BMKG atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari