tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di Kalimantan Timur (Kaltim) pada 19-21 September 2022. Masyarakat diminta waspada terhadap dampak cauaca ekstrem seperti banjir di Balikpapan, Samarinda dan Kabupaten Paser.
"Kami imbau masyarakat waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi," ujar Prakirawan Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan, Heni Herlina, Senin (19/9/2022).
Pada 19-21 September 2022, cuaca ekstrem berpotensi terjadi seiring adanya daerah belokan angin yang disertai pembentukan daerah pertemuan angin (konfluen) di sekitar wilayah Kaltim.
Kondisi ini juga didukung dengan masih hangatnya suhu permukaan laut di Selat Makassar, sehingga memiliki peluang dalam pembentukan sejumlah titik awan hujan di wilayah Kaltim.
"Kondisi ini menyebabkan cuaca pada tiga hari tersebut berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan dapat disertai petir dan angin kencang di seluruh wilayah Kota Balikpapan," kata Heni.
Hal yang sama juga terjadi di Kota Samarinda, yakni meliputi Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda Ulu, Sungai Kunjang, dan Samarinda Seberang; di Kabupaten Paser meliputi Kecamatan Tana Grogot, Paser Balengkong, Kuaro, dan Kecamatan Long Ikis.
Wilayah lainnya yang juga berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada 19-21 September tersebut adalah Kabupaten Kutai Timur yang meliputi Kecamatan Sangatta Selatan, Sangatta Utara, Rantau Pulung, Kaliorang, dan Kecamatan Sangkulirang.
Kemudian Kabupaten Kutai Kertanegara meliputi Kecamatan Tenggarong, Loa Kulu, Tenggarong Seberang, Loa Janan, Samboja, Muara Wis, Kembang Janggut, dan Kecamatan Tabang.
"Selain itu juga berpotensi terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara meliputi Kecamatan Sepaku dan Penajam, Kabupaten Mahakam Ulu meliputi Kecamatan Long Hubung dan Laham, serta Kabupaten Kutai Barat meliputi Kecamatan Muara Pahu, Melak, Mook Manar Bulatn, Barong Tongkok, dan Kecamatan Sekolaq Darat," papar Heni.
Editor: Gilang Ramadhan