tirto.id - Perusahaan teknologi Black Shark memastikan smartphone gaming terbaru mereka, Black Shark 2 Pro, bakal diboyong ke Indonesia paling lambat Oktober 2019. Konfirmasi ini disampaikan langsung oleh Yang Sung selaku Wakil Presiden Marketing Black Shark Global.
"Untuk [pemasaran di] Indonesia, paling lama dirilis satu bulan setelah peluncuran [September] ini," katanya di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (3/9/2019) malam, di sela-sela peluncuran Black Shark 2 Pro untuk kawasan Asia Tenggara, seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/9).
Yang Sun menjelaskan bahwa saat ini Black Shark belum memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 30 persen sebagaimana disyaratkan dalam regulasi pemerintah Indonesia. Itulah mengapa mereka masih butuh waktu untuk memboyong Black Shark 2 Pro ke Tanah Air.
"Sekarang sedang proses terakhir TKDN dengan skema software," ujarnya.
Harga Black Shark 2 Pro di Indonesia
Selain itu, Yang Sun juga memastikan bahwa spesifikasi Black Shark 2 Pro yang akan masuk pasar Indonesia sama dengan yang meluncur di Malaysia atau Asia Tenggara kendati dengan penyesuaian harga. Black Shark 2 reguler kata dia juga bakal dipasarkan di Indonesia.
"Selain seri Pro, kami juga bakal meluncurkan Black Shark 2 versi standar. Keduanya bakal meluncur bersamaan. Harga Black Shark 2 Pro di Indonesia tak akan jauh berbeda dengan di Malaysia, hampir sama," janjinya.
Black Shark 2 Pro menggunakan teknologi UFS 3.0, sistem pendingin cair multilayer dengan sentuhan paling pertama yang dapat mengurangi suhu core pada CPU hingga 14 derajat. Sistem pendingin itu menjadi bukti bagi kinerja Snapdragon 855 Plus.
Smartphone gaming Black Shark 2 Pro di Malaysia dibanderol dengan harga 2.499 ringgit atau sekitar Rp8 jutaan untuk varian RAM 8GB + ROM 128GB dan 2.999 ringgit atau sekitar Rp10 jutaan untuk RAM 12GB + ROM 256GB.
Potensi Pasar Smartphone Gaming di Indonesia
Yang Sun mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi pasar smartphone gaming yang lebih besar dibandingkan pasar serupa di Cina menyusul durasi penggunaan ponsel gim yang lebih banyak dari masyarakat Tanah Air saat punya waktu luang.
"Potensi pertumbuhan di Indonesia lebih besar," ujarnya.
Black Shark saat ini kata dia sedang mencari mitra untuk membangun toko utama di Indonesia dan juga negara lain di Asia Tenggara. Yang Sun menegaskan bahwa Black Shark merupakan sebuah startup yang fokus pada teknologi video dan tidak berniat memperkenalkan produk lain selain gim digital.
Black Shark pun bukan bagian dari merek ponsel Xiaomi. Tapi, Yang Sun mengakui produsen ponsel asal Cina itu telah menginvestasikan dana yang cukup besar.
"Kami punya banyak investor dan Xiaomi adalah salah satunya. Kami tidak ingin dianggap sebagai produsen smartphone. Kami ingin dianggap sebagai perusahaan teknologi di bidang video game. Kami sudah memimpin market share untuk smartphone gaming di Indonesia," tutupnya.
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Agung DH