tirto.id - Black Panther menghasilkan sekitar $201,8 juta selama debut tiga hari di Amerika Utara akhir pekan ini. Dengan begitu, film pertama Marvel yang disutradarai Ryan Coogler ini mencatat pendapatan terbesar kelima sepanjang masa saat pembukaan.
Dibintangi Chadwick Boseman dan Michael B. Jordan, Black Panther tidak hanya menembus ekspektasi, namun juga memecahkan banyak catatan box office.
Film ini mengembuskan rekor untuk pembukaan terbesar dari film yang digarap sutradara Afrika-Amerika. Sebelumnya, rekor ini dimiliki F. Gary Gray dengan The Fate of the Furious, yang dibuka $98 juta pada April lalu.
Disney selaku distributor Black Panther memperkirakan bahwa film tersebut akan menghasilkan $235 juta di dalam negeri untuk liburan akhir pekan empat hari. Film ini juga diprediksi membawa pendapatan lebih dari $360 juta di seluruh dunia saat pembukaan.
Dikutip CNN, Black Panther juga memecahkan rekor pembukaan di Februari. Capaian ini sebelumnya dicatat film Deadpool, film superhero R-rated dari 20th Century Fox yang menghasilkan $132 juta saat dibuka pada 2016.
Ini adalah pembukaan terbesar kedua untuk film Marvel Studios, di belakang The Avengers (2012). Black Panther sukses menyaingi film besar Marvel lainnya seperti Avengers: Age of Ultron, Captain America: Civil War, dan Iron Man 3.
Pembukaan film di akhir pekan yang memecahkan rekor ini menjadi momen penting bagi Hollywood. Dengan Black Panther yang mencapai puncak box office, film ini dapat mempengaruhi perubahan di industri ini dengan mendorong keragaman di depan dan di belakang kamera.
Film ini merupakan "tonggak penting," menurut analis media senior comScore, Paul Dergarabedian.
"Black Panther melebihi harapan box office sekaligus menghancurkan hambatan sinematik dan menandai titik balik dalam evolusi genre ini," katanya menambahkan.
Film ini mengumpulkan nilai A+ dari CinemaScore dan skor 97% yang hampir sempurna di situs review Rotten Tomatoes, menjadikannya salah satu film superhero yang di-review terbaik sepanjang masa.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari