Menuju konten utama

BI Borong SBN Rp974,09 Triliun hingga Pertengahan November 2022

Bank Indonesia telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebesar Rp974,09 triliun hingga per 15 November 2022.

BI Borong SBN Rp974,09 Triliun hingga Pertengahan November 2022
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo disela-sela rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/7/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama.

tirto.id - Bank Indonesia (BI) mencatat telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebesar Rp974,09 triliun. Jumlah tersebut merupakan pembelian sejak 2020 hingga per 15 November 2022.

"Dukungan ini dilakukan untuk pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), serta penanganan kemanusiaan dan kesehatan karena COVID-19," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Senin (21/11/2022).

Perry menjelaskan dukungan tersebut dilakukan sesuai amanat Undang-Undang (UU) Nomor 2 tahun 2020, yang ditindaklanjuti melalui Keputusan Bersama (KB) antara Gubernur BI dan Menteri Keuangan.

Secara rinci, pembelian SBN di pasar perdana untuk keperluan COVID-19 tersebut terdiri dari pembelian SBN KB I sebesar Rp266,11 triliun, KB II senilai Rp397,56 triliun, dan KB III sebanyak Rp310,42 triliun.

KB III ditujukan khusus untuk penanganan kemanusiaan dan kesehatan karena COVID-19, dimana masih terdapat sisa sebesar Rp128,58 triliun untuk direalisasikan hingga akhir tahun ini.

Perry berkomitmen akan merealisasikan sisa pembelian SBN KB III tersebut, sehingga pada akhir tahun diperkirakan pembelian SBN BI di pasar perdana mencapai sekitar Rp1.444 triliun.

"Jadi Rp1.444 triliun ini jumlah SBN yang kami beli di pasar perdana selama tiga tahun untuk dukungan kepada APBN dalam rangka penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi sesuai UU Nomor 2 Tahun 2020," tuturnya.

Dia menegaskan dukungan pembiayaan APBN tersebut merupakan salah satu bentuk kebijakan moneter bank sentral di dalam bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Selain pembelian SBN di pasar perdana, kebijakan moneter lainnya yang kini sedang dijalankan oleh BI yakni menaikkan suku bunga acuan, memperkuat operasi moneter, memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah, dan mempertahankan kebijakan likuiditas longgar.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang