Menuju konten utama
Periksa Fakta

Betulkah Flu Singapura Tidak Bisa Menular ke Orang Dewasa?

Tidak benar Flu Singapura atau Hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak bisa menular ke orang dewasa.

Betulkah Flu Singapura Tidak Bisa Menular ke Orang Dewasa?
Header Periksa Fakta IFCN. tirto.id/Quita

tirto.id - Belum lama ini sebuah narasi terkait penyakit Flu Singapura yang menyerang anak-anak beredar di media sosial Facebook. Narasi tersebut salah satunya diutarakan akun Facebook bernama Kuliner 24 Jam (tautan) pada unggahan bertanggal 21 Mei 2022.

Akun Kuliner 24 Jam bilang, “Akhir2 ini anak kecil pada gatelen semua termasuk anak saya. Baru satu hari ini sudah menjalar kesemua tubuh. Ini virus menurut jowone (Hand, mouth, footh) yang artinya tangan, mulut, dan kaki). Menurut dokter adalah Flu Singapura.”

Dengan menyertakan gambar bintik-bintik merah pada kaki dan tangan seorang anak, akun itu mengklaim pula bahwa virus yang bersangkutan menular di antara anak-anak, terutama anak berusia di bawah 5 tahun. Namun, akun tersebut menyebut virus ini tidak bisa menular ke orang dewasa.

Periksa Fakta Betulkah Flu Singapura Tidak Bisa Menular ke Orang Dewasa

Periksa Fakta Betulkah Flu Singapura Tidak Bisa Menular ke Orang Dewasa. facebook/Kuliner 24 jam

Unggahan lain dengan narasi serupa dapat ditemukan di akun Facebook lain seperti di sini, di sini, dan di sini.

Sejak dipublikasikan pada 21 Mei lalu, unggahan akun Kuliner 24 Jam telah disukai 65 orang, dibagikan sebanyak 39 kali, dan mendapat 29 komentar, per 24 Mei.

Narasi yang berkaitan dengan Flu Singapura ini marak diperbincangkan setelah penyakit tersebut banyak menyerang kelompok anak-anak di Malaysia dan Indonesia, seperti dilansir Kompaspada Sabtu (21/5/2022). Kompas melaporkan, banyak warganet Twitter yang menulis cuitan bahwa anak dan keponakan mereka terjangkit Flu Singapura.

Lantas, benarkah Flu Singapura tidak bisa menular ke orang dewasa dan apa sebenarnya Flu Singapura itu?

Penelusuran Fakta

Pertama yang dilakukan Tirtoadalahmenghubungi dr. Kardiana Dewi, dokter spesialis kulit dan kelamin, FINSDV, yang bekerja di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Puri Indah Jakarta Barat yang juga dosen di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Atma Jaya untuk mengklarifkasi narasi yang beredar. Katanya, Flu Singapura bisa menular ke orang dewasa.

"Jadi Flu Singapura adalah Hand, foot, and mouth disease itu memang menular, dan itu sebenernya menularnya cukup lumayan tuh, melalui droplet. Jadi ibaratnya kayak ngomong-ngomong nyiprat bersin gitu bisa menularkan. Nah memang lebih sering terjadi pada anak-anak, tapi bukan berarti tidak mungkin terjadi pada orang dewasa," terangnya kepada Tirto, Selasa (24/5/2022).

Lebih jauh, dr. Kardiana menjelaskan bahwa anak-anak juga bisa menularkan penyakit Hand, foot, mouth disease ke orang dewasa kalau memang terjadi kontak erat, atau ketika orang dewasa tersebut sedang kurang fit.

Flu Singapura adalah nama lain dari Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut (TKM). Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam Buletin Master PIE Tahun 2019, penyakit ini sudah ada sejak tahun 1957 dan pertama kali ditemukan di Toronto, Kanada. Masih merujuk Kemenkes, penyebutan Flu Singapura sendiri mencuat karena gejalanya yang mirip flu dan kala itu banyak terjadi kasus dan kematian akibat penyakit HFMD di Singapura.

Kemenkes juga menyebut bahwa penyakit ini biasanya menyerang bayi dan anak-

anak di bawah umur 5 tahun. Namun, seperti kata dr. Kardiana, penyakit ini terkadang dapat terjadi pada anak-anak diatas umur 5 tahun dan orang dewasa.

HFMD tentu berbeda dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang saat ini sedang merebak di kalangan hewan ternak dan hewan liar. Kemunculan PMK disebabkan oleh virus yang dinamai foot and mouth disease virus (FMDV) dan menyerang kelompok hewan seperti sapi, kerbau, domba, babi, rusa, dan kijang. Lain halnya dengan manusia, hewan tidak bisa terkena penyakit HFMD.

Saat menelusuri penyakit HFMD lebih lanjut, kami menemukan informasi di laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengenai penyakit ini. Menurut laman tersebut, HFMD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus. Spesies enterovirus yang paling sering menyebabkan HFMD adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71).

Menurut laman itu pula, gejala penyakit ini umumnya diawali dengan demam, nyeri tenggorokan/menelan, nafsu makan yang menurun, dan nyeri/tidak enak badan. Setelah demam satu sampai dua hari, timbul bintik-bintik merah di rongga mulut, yang umumnya berawal di bagian belakang langit-langit mulut. Bintik-bintik ini kemudian pecah menjadi sariawan.

Kemudian, dalam 1-2 hari, timbul juga ruam-ruam kulit dan bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki. Meskipun kelainan selaput lendir dan kulit pada HFMD terutama melibatkan rongga mulut, telapak tangan dan kaki, namun ruam dapat juga timbul di tungkai, lengan, bokong dan kulit sekitar kemaluan, menurut IDAI pula.

IDAI menulis bahwa orang dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh baik mungkin saja terinfeksi virus HFMD namun tidak menunjukkan gejala sama sekali (asimtomatik). Kelompok ini bukanlah kelompok penderita namun potensial sebagai pembawa (carrier) virus HFMD dan menyebarkan virus ini.

Selain IDAI, laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan bahwa HFMD adalah penyakit menular umum yang paling sering terjadi pada anak-anak, tapi juga dapat terjadi pada remaja dan kadangkala menyerang orang dewasa.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, penyakit HFMD sangat mudah menular utamanya di tempat umum baik di sekolah atau pusat penitipan anak. CDC juga menyebut siapapun dapat terkena penyakit ini meski penyakit ini lebih banyak menyerang anak berusia di bawah 5 tahun.

Berdasarkan catatan CDC, virus penyebab penyakit HFMD bisa menular ke orang lain melalui air liur, lendir hidung, cairan pada luka lepuh, dan melalui kotoran atau feses orang yang terinfeksi. Penderita penyakit ini biasanya paling menular selama seminggu mereka sakit, tapi tak jarang dapat menyebarkan ke orang lain selama berhari-hari atau berminggu-minggu pasca hilangnya gejala.

Terakhir, IDAI juga memberi peringatan bahwa beberapa kasus HFMD dapat menyebabkan komplikasi berat. Lesi di daerah mulut dapat menyebabkan kesulitan makan dan minum sehingga anak akan mengalami dehidrasi. Selain itu, HFMD berat juga dapat mengarah pada meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis, serta lepasnya kuku jari tangan dan kaki. Meskipun demikian, kelainan ini bersifat sementara dan kuku dapat tumbuh kembali.

“Upaya untuk mencegah infeksi HFMD dapat dilakukan dengan cara tidak membuang ludah dan menyentuh mulut dan mata sembarang, membiasakan menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin, serta membersihkan tangan setiap kali setelah menyentuh permukaan yang kotor dan sebelum makan,” seperti dikutip dari laman IDAI.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, tidak benar Flu Singapura atau Hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak bisa menular ke orang dewasa. Baik IDAI, WHO, dan CDC menyebut siapapun dapat terkena penyakit ini meski penyakit ini lebih banyak menyerang anak berusia di bawah 5 tahun.

Dengan demikian, unggahan akun Facebook Kuliner 24 Jam bersifat salah sebagian (partially false).

==============

Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id atau nomor aduan WhatsApp +6287777979487 (tautan). Apabila terdapat sanggahan atau pun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca dapat mengirimkannya ke alamat email tersebut.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Fina Nailur Rohmah

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fina Nailur Rohmah
Editor: Farida Susanty