Menuju konten utama

Bertolak ke Mesir, Paus Fransiskus Dorong Rekonsiliasi

Selama 27 jam kunjungannya di Mesir, Paus Fransiskus akan bertemu dengan imam besar masjid Al-Azhar.

Bertolak ke Mesir, Paus Fransiskus Dorong Rekonsiliasi
Paus Francis melambaikan tangan saat bersiap pergi untuk perjalan pastoral menuju Georgia dan Azerbaijan di Bandara Leonardo da Vinci-Fiumicino di Roma, Italia, Jumat (30/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Remo Casilli.

tirto.id - Paus Fransiskus bertolak ke Mesir pada Jumat (28/4/2017) untuk kunjungan yang bertujuan mendorong rekonsiliasi dengan dunia muslim. Upaya ini diambil menyusul serangan ekstremis baru-baru ini yang menargetkan komunitas Kristen terbesar di Timur Tengah.

Seperti dilansir dari Antara, Paus dijadwalkan tiba di Kairo sekitar pukul 14.00 (1200 GMT). Adapun kunjungannya selama 27 jam di Mesir akan meliputi pertemuan dengan imam besar masjid Al-Azhar, yang mengukuhkan peningkatan hubungan antara Katolik dan Islam Sunni.

Bersamaan dengan kedatangan Paus Fransiskus, pengamanan pun akan diperketat. Ini dilakukan mengingat Mesir masih memberlakukan keadaan darurat menyusul pengeboman ganda di dua gereja Koptik pada bulan ini yang merenggut 45 korban jiwa.

Seluruh gereja di negara itu mendapat pengamanan tambahan karena risiko adanya serangan lain yang direncanakan bertepatan dengan kunjungan Fransiskus di negara tersebut.

Serangan terbaru di Mesir diklaim oleh kelompok ISIS, yang propagandisnya sering menyatakan niat mereka untuk menyerang Vatikan, serta jemaat Kristen Koptik Mesir.

Terlepas dari bahaya itu, Paus Fransiskus kemungkinan menggunakan kendaraan biasa dan mobil golf listrik selama kunjungannya.

"Tolong doakan perjalanan saya besok sebagai pembawa perdamaian ke Mesir," cuit Fransiskus di akun Twitter-nya pada malam keberangkatannya.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Mesir pada Jumat (14/4/2017) mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri yang menyerang sebuah gereja di kota Tanta sebagai Mamdouh Amin Mohamed Baghdadi, seorang warga Qena, sebelah selatan Kairo.

Setidaknya 45 orang, serta pelaku pengeboman, tewas dalam serangan terhadap sebuah katedral di Alexandria dan sebuah gereja di Tanta pada 9 April, yang bertepatan dengan Minggu Palma. Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Sebuah pernyataan dari kementerian mengatakan bahwa Baghdadi lahir pada 1977 dan menjadi salah satu dari 19 tersangka pemberontak yang diyakini terhubung dengan jaringan sel di balik aksi bom bunuh diri di Katedral Koptik utama Kairo pada Desember lalu. Serangan tersebut juga diklaim oleh kelompok ISIS.

Pernyataan itu juga mengatakan bahwa pihak berwenang telah menangkap tiga dari 19 tersangka pemberontak di dalam jaringan sel yang sama.

Serangan pada Minggu itu adalah aksi yang terbaru terhadap kelompok pemeluk agama minoritas yang semakin menjadi target sasaran serangan kelompok pemberontak.

Para pemberontak juga menantang Presiden Abdel Fattah al-Sisi, yang telah berjanji untuk melindungi kelompok minoritas itu sebagai bagian dari kampanye melawan tindakan ekstremis.

Baca juga artikel terkait BOM GEREJA MESIR atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari