tirto.id - Beredar kabar yang menyebut bahwa Gunung Gamalama di Pulau Ternate, Kepulauan Maluku, akan erupsi. Benarkah demikian?
Gunung dengan ketinggian 1.715 mdpl itu memang terpantau mengalami peningkatan kegempaan sejak Rabu (17/4/2024) hingga Kamis (18/4/2024). Tidak hanya itu, Gunung Gamalama juga menyemburkan asap dari kawahnya.
Petugas Pos Pengamatan Gunungapi Gamalama, Iwan Amat, mengatakan dalam rentang waktu satu hari, gempa vulkanik terjadi 20 kali, gempa tektonik lokal terjadi 1 kali, dan gempa tektonik jauh terjadi 19 kali. Selain itu, aktivitas gempa hembusan juga meningkat hingga 117 kali dengan amplitudo 3 – 6 milimiter dengan durasi 6 detik.
“Aktivitas Gunung Gamalama kemarin itu, terjadi peningkatan kegempaan. Kegempaan itu terekam pada pukul 18.00 sampai 24.00 itu tercatat 117 kali gempa hembusan. Kemudian ada dua kali gempa tremor yang terekam setelah terjadi gempa hembusan tersebut,” kata Iwan pada Kamis (18/4/2024) melansir Antara.
Iwan juga menambahkan, kawah bagian barat Gunung Gamalama mengeluarkan asap yang berhembus ke arah Kecamatan Ternate Selatan. Asap tersebut berupa awan tebal dengan ketingian 20 hingga 100 meter dari permukaan kawah.
Status Gunung Gamalama Waspada Level II
Meski terjadi peningkatan aktivitas dalam beberapa hari terakhir, status Gunung Gamalama masih berada pada Waspada Level II. Status tersebut sudah ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak 10 Maret 2015.
PVMBG pada awal Januari dan akhir Februari 2024 menjelaskan bahwa sejak Januari 2023 aktivitas kegempaan Gunung Gamalama didominasi oleh Gempa Tektonik jauh, Gempa Tektonik Lokal dan Gempa Vulkanik Dalam (VA).
Kejadian Gempa Vulkanik Dalam umumnya terekam 2 - 3 kejadian per hari. Hembusan asap kawah umumnya teramati berwarna putih tipis hingga tebal dengan tinggi 5 – 300 meter di atas puncak.
Gunung Gamalama yang berada pada Waspada Level II itu berpotensi mengeluarkan erupsi freatik dengan ancaman bahaya untuk saat ini berupa lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius 1.5 km dari pusat erupsi. Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung dari arah dan kecepatan angin.
Melalui pengumuman resminya, PVMBG mengimbau Masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak Gunung Gamalama.
Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak Gunung Gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar.
Imbauan serupa juga disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara (Malut), Febhi Alting. Dia memperingatkan masyarakat supaya menghindari beraktivitas di sekitar lereng Gunung Gamalama.
"Saat ini, gunung api Gamalama teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 20 — 300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang arah utara, timur laut, tenggara, selatan, dan barat daya," kata Kepala BPBD Malut, Febhi Alting di Ternate, Kamis dikutip Antara.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra