tirto.id - Sebuah unggahan mengenai CEO perusahaan farmasi Amerika, Pfizer, yang diklaim menolak untuk divaksinasi beredar di media sosial Facebook. Unggahan berbentuk foto tersebut berisi foto Albert Bourla, CEO Pfizer, beserta sebuah tulisan “CEO Pfizer menolak disuntik vaksin COVID-19”. Unggahan ini disebarkan oleh akun Facebook DymenSy pada 10 Agustus 2021.
Unggahan ini juga dilengkapi oleh narasi berbunyi, "Ibarat si tukang masak/buat sesuatu tapi tidak mau mencobanya. Mencurigakan bukan."
Beberapa unggahan lainnya dengan tema serupa juga dapat ditemui di sini (7 Agustus 2021) dan di sini (9 Agustus 2021).
Lantas, bagaimana kebenaran dari klaim ini?
Penelusuran Fakta
Terlepas dari unggahan ini, tindak tanduk Albert Bourla kerap kali dipelintir hingga menjadi misinformasi. Pada 5 Agustus 2021 misalnya, sebuah akun Twitter bernama @EmeraldRobinson mengunggah berita lama Jerusalem Post berjudul "Pfizer CEO's Israel visit canceled because he is not fully vaccinated", yang artinya CEO Pfizer membatalkan kunjungan ke Israel karena belum divaksin secara penuh.
Unggahan di Twitter Emerald, yang merupakan reporter Newsmax, media sayap kanan Amerika, tersebut mendapat likes hingga 19,7 ribu kali dan retweet hingga 13,1 ribu kali. Padahal, berita Jerusalem Post yang ia unggah merupakan berita lama yang dipublikasikan pada 7 Maret 2021. Penjelasan di artikel itu juga menyebutkan bahwa Bourla memang belum menerima vaksin karena "tidak mau memotong antrian." Beberapa jam kemudian, akun tersebut memberi klarifikasi terhadap cuitannya, namun cuitan tersebut telah tersebar luas.
Berita tersebut ditulis beberapa hari sebelum Albert mendapat dosis kedua vaksin Pfizer/BioNTech. Albert sendiri mengunggah foto ketika ia mendapat dosis kedua vaksin Pfizer pada 10 Maret 2021 di akun Twitter-nya. Unggahan tersebut juga dilengkapi cuitan, “Tidak ada yang lebih saya inginkan ketimbang orang-orang yang saya cintai dan masyarakat di seluruh dunia agar memiliki kesempatan yang sama. Meskipun perjalanan masih jauh dari selesai, kami bekerja tanpa lelah untuk mengalahkan virus."
Excited to receive my 2nd dose of the Pfizer/BioNTech #COVID19 vaccine. There's nothing I want more than for my loved ones and people around the world to have the same opportunity. Although the journey is far from over, we are working tirelessly to beat the virus. pic.twitter.com/ES05WPBLJA— AlbertBourla (@AlbertBourla) March 10, 2021
Mengenai klaim bahwa Albert Boula tidak mau divaksin, hal ini tentu saja salah. Sebab, seperti telah dijelaskan sebelumnya, Albert telah mendapat injeksi vaksin kedua pada Maret 2021 lalu.
Pada Maret lalu pula, klaim bahwa Albert menolak divaksin juga tersebar luas di Amerika. Seperti ditulis oleh lembaga pemeriksa fakta buatan Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, Factcheck.org, klaim tersebut merupakan interpretasi yang salah dari wawancara Albert dengan CNBC pada Desember 2020 lalu.
Albert menyatakan pada CNBC bahwa ia tidak ingin memotong antrian untuk vaksin, hanya karena ia merupakan CEO dari Pfizer. Menurut Albert, ia bukan golongan prioritas, sebab ia dalam keadaan sehat di usia 59 tahun. Ia pun bukan petugas kesehatan garda depan. Ia juga menambahkan, apabila ia divaksinasi dengan harapan dapat meningkatkan kemauan orang-orang untuk vaksin, hal itu bukan berarti jajaran eksekutif Pfizer dapat memotong antrian vaksin.
Rekaman wawancara Albert dengan CNBC dapat disaksikan melalui akun YouTube CNBC Television. Potongan kalimat Albert yang disalahartikan berada pada menit ke 1:57 dimana ia menyatakan, “Saya tidak mau dijadikan sebagai contoh orang yang memotong antrian [vaksin]."
Sementara itu, hingga 22 Agustus 2021 ini, sebanyak 60,3 persen populasi masyarakat Amerika Serikat atau sekitar 201,4 juta jiwa telah menerima vaksinasi dosis pertama, seperti disajikan oleh Our World in Data. Kemudian, sebanyak 51,0 persen atau 170,8 juta jiwa telah menerima vaksin dengan dosis penuh.
Beberapa jenis vaksin yang diotorisasi oleh lembaga kesehatan nasional Amerika, CDC, adalah Pfizer-BioNTech (untuk mereka yang berusia 12 tahun dan lebih), Moderna (untuk mereka yang berusia 18 tahun dan lebih), dan Johnson & Johnson’s Janssen (juga diperuntukkan bagi yang berusia 18 tahun ke atas).
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa CEO Pfizer mau dan telah menerima vaksin dosis keduanya. Ia mendapat injeksi dosis kedua pada 11 Maret 2021 lalu. Unggahan media sosial yang menyebutkan bahwa Albert Bourla tidak mau divaksin bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
==============
Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id atau nomor aduan WhatsApp +6288223870202. Apabila terdapat sanggahan ataupun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca dapat mengirimkannya ke alamat email tersebut.
Editor: Farida Susanty