tirto.id - Beredar informasi di media sosial Twitter dan juga aplikasi Whatsapp yang mengatakan bahwa saat ini Selat Sunda mengalami fenomena yang tak biasa.
Narasi lain yang sebarkan melalui postingan di media sosial juga berisikan soal Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dikabarkan telah mengeluarkan peringatan dini tentang potensi gempa di Selat Sunda dalam waktu dekat.
Melansir laman Antara, klaim soal potensi bencana alam di perairan antara Pulau Jawa dan Sumatera itu tampak ramai dibagikan pengguna Twitter sejak 22 Januari 2022.
Berikut narasi yang diunggah oleh beberapa pengguna Twitter
"BMKG meminta semua stakeholder siap-siap. Selat Sunda mulai kirim fenomena alam yang tak biasa. Mohon waspada".
Adapula narasi lainnya yang dicuitkan oleh seorang pengguna Twitter
"Selat Sunda Kirim Fenomena Alam Tak Biasa, BMKG Minta Siap-siap dan waspada dgn kondisi ini. #Indonesia #Islamismylife #fenomenaselatsunda".
Kedua penyebar narasi itu, dalam unggahannya, turut menyematkan sebuah tautan berjudul "Selat Sunda Kirim Fenomena Alam Tak Biasa, BMKG Minta Siap-siap,".
Lantas apakah benar BMKG telah keluarkan peringatan dini gempa di Selat Sunda?
Melalui postingan resminya di akun Instagram, BMKG menegaskan bahwa narasi tersebut tidak benar atau hoaks. BMKG menegaskan bahwa informasi mengenai potensi gempa yang beredar bukanlah prediksi ataupun peringatan dini gempa di Selat Sunda.
"Kami sampaikan bahwa tautan yang disebarkan secara berantai melalui grup aplikasi Whatsapp di atas adalah tidak benar atau hoax. Informasi mengenai potensi gempa yang beredar bukanlah prediksi atau peringatan dini. #SobatBMKG diharapkan tidak salah terima dan beranggapan seolah potensi gempa terjadi dalam waktu dekat," tulis akun Instagram BMKG.
BMKG juga mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir jika ingin beraktivitas di sekitar pantai, mencari ikan, berdagang, maupun bertamasya. Namun, tetap berhati-hati dan pantau terus informasi BMKG melalui berbagai kanal resmi untuk mengetahui peringatan dini dan upaya mitigasi yang konkret.
Editor: Iswara N Raditya