Menuju konten utama

Belajar Main Game dari Pevita

Belum lama ini, Pevita mewakili Indonesia di PMCO Global Final 2019 di Berlin, Jerman. Untuk berada di posisi Pevita tidaklah mudah, tapi bukannya tak mungkin.

Belajar Main Game dari Pevita
Ilustrasi Pevita cosplay sebagai Kelly di game Free Fire. FOTO/GoPay

tirto.id - Selamat datang di zaman kiwari. Zaman di mana bermain game bisa tergolong olahraga dan bahkan menjadi sebuah profesi. Era digital semakin memudahkan para pemain game. Saat ini, game bukan hanya dimainkan di konsol, melainkan juga di ponsel atau gawai.

Menurut studi yang dilakukan oleh POKKT, Decision Lab, dan Mobile Marketing Association (MMA), mayoritas aktivitas para pengguna gawai di Indonesia adalah bermain game (25 persen), jauh melampaui bermain media sosial (17 persen), streaming video (12 persen), browsing (10 persen), sampai belanja online (7 persen).

Paradigma game hanya dimainkan oleh anak-anak dan remaja laki-laki juga gugur seiring perkembangan zaman. Sebanyak 27 persen gamer memang masih didominasi usia 16–24 tahun dan 25–34 tahun. Namun usia 35–44 tahun (24 persen) dan 45–54 tahun (17 persen) mengikuti di belakangnya. Tak hanya itu, sebanyak 51 persen gamer ternyata adalah perempuan.

“Studi terbaru kami mengungkapkan bahwa lebih dari separuh orang Indonesia yang terhubung dengan internet sedang memainkan game di perangkat seluler mereka. Ini termasuk ibu-ibu dengan anak-anak di bawah 10 tahun (56 persen). Karena itu, mobile game kini telah menjadi mainstream,” kata Aske Østergård, Pendiri Decision Lab.

Masih dari studi yang sama, pemain mobile game Indonesia mencapai 60 juta dan akan naik menjadi 100 juta pada tahun 2020 nanti. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan potensi bisnis eSport di Indonesia mencapai 700 juta dolar AS atau sekitar 9,8 triliun rupiah pada 2017. Sementara berdasarkan lembaga analisis data asal Belanda, Newzoo, Indonesia menempati posisi ke-17 dari 100 negara dunia (atau peringkat keenam di Asia dan pertama di Asia Tenggara) dengan jumlah pendapatan terbesar dari industri game dengan 1 miliar dolar AS atau sekitar 14 triliun rupiah.

Infografik Advertorial GoPay Pevita

Infografik Advertorial Belajar Main Game Dari Pevita. tirto.id/Mojo
Dulu Bayar untuk Main Game, Sekarang Terbalik

Ketua Umum Indonesia eSports Association (IeSPA), Edy Lim, menyatakan jika sekarang setidaknya ada 500 atlet eSport yang tersebar di seluruh tanah air. Mereka mengawali profesi gamer dari hobi bermain game.

Dex Glenniza (30), seorang penulis yang gemar main game, telah bermain video game lebih dari 25 tahun. Salah satu ingatan terbaiknya adalah ketika merengek minta beberapa koin kepada orangtuanya untuk bermain arcade game demi menembus high score di Pac-man. “Dahulu bermain game cukup sederhana: Aku bayar, maka aku main. Namun hari ini semua berbalik. Alih-alih membayar untuk bermain, aku bisa saja dibayar untuk bermain. Itu kondisi idealnya,” kata Dex.

Meski begitu, ada beberapa pengecualian—ini yang lebih sering muncul. Siapa pun bisa saja bermain dengan gratis, tapi perlu cuan untuk membeli item demi naik level, atau sekadar ganti skin. Masalahnya, bertransaksi di game tak semudah memasukkan koin ke arcade kemudian bermain. Pokoknya tidak praktis. Namun itu dulu. Pada zaman serbamudah, modern, dan digital ini, semua pasti ada jalan.

Ada pencerahan dari sebuah iklan yang dibintangi Pevita Pearce—yang banyak orang kira adalah sebuah trailer film. Pada suatu pagi, Pevita terbangun dari tidur dan langsung mendapat sambutan lemparan granat. Ia didatangi beberapa penembak yang menghujani tempat tinggalnya. Namun Pevita mampu menghadapi mereka dengan sebuah gawai di tangan. Iklan terbaru GoPay x Pevita ini pun viral dan telah ditonton lebih dari 12 juta kali. Angka yang fantastis untuk sebuah iklan.

Pevita memang gemar bermain PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) Mobile sejak lama, bahkan ia mewakili Indonesia di PUBG Mobile Club Open (PMCO) Global Final 2019 di Berlin, Jerman, pada akhir Juli lalu. Untuk berada di posisi seperti Pevita tidaklah mudah. Gamer sering mengalami berbagai tantangan, seperti mengasah strategi bermain, meningkatkan skill, memilih item yang tepat, sampai hal-hal yang sifatnya kosmetik seperti memiliki skin ciamik. Di iklan itu, misalnya, Pevita membeli beberapa item dan memakai skin Kelly, karakter ikonik di game Free Fire—salah satu game shooter favorit di Indonesia selain PUBG Mobile.

Satu hal yang menarik—di samping sosok Pevita, tentu saja—adalah bagaimana mudahnya Pevita mendapatkan item dan skin di atas. Ternyata, ia memanfaatkan teknologi dan inovasi. Dua hal yang seharusnya bisa mendukung siapa saja bermain game.

Itu semua bisa didapatkan dengan memanfaatkan fasilitas yang selama ini sudah menjadi keseharian banyak orang: GoPay. Hanya dengan sekali klik, tanpa perlu keluar aplikasi, kita sudah bisa bertransaksi.

Untuk bisa merasakan praktisnya fitur ini, cukup aktifkan akun GoPay di Google Play. Saat melakukan pembelian item di aplikasi atau game, masuk saja ke menu “Metode Pembayaran” dan pilih “Tambahkan GoPay”. Setelah itu, masukkan nomor ponsel untuk mendapatkan kode OTP dan ikuti langkah selanjutnya. Ketika sudah berhasil, akan ada pilihan “1-Tap Buy” untuk menyelesaikan pembelian-pembelian berikutnya. Yang menyenangkan, transaksi melalui GoPay bebas dari biaya admin.

Fitur ini bisa dipakai untuk membeli skin dan mengganti hero di game seperti PUBG Mobile, Free Fire, Mobile Legends, Call of Duty Mobile, membeli koin Webtoon, atau berlangganan streaming Viu. GoPay juga punya berbagai promo di Google Play. Sepanjang Desember 2019, ada promo “Beli game dan aplikasi dapat cashback 100%” yang informasi lebih lanjutnya bisa didapatkan di tautan ini.

Jadi, bagi para gamer, mari aktifkan GoPay untuk bertransaksi di game-game kesayangan. Jangan lupa terus latih skill biar semakin jago. Kalau Pevita bisa, kalian juga pasti bisa.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis